Contents
Pernahkah kita merasa tercerahkan dengan kisah-kisah tersembunyi di balik bait-bait Al-Quran? Salah satunya terletak pada ayat-ayat Mahsyur yang tertulis di Al Baqarah, mulai dari ayat 71 hingga 75. Dalam ayat-ayat ini, terungkap kisah bangsa Israel yang terus-menerus mempertanyakan kehendak Tuhan dan berjuang dengan iman mereka yang goyah. Mari kita telusuri kisah menarik di balik lima ayat tersebut!
Berbicara mengenai ayat 71, Allah menceritakan kegemasan-Nya terhadap bangsa Israel yang melanggar perintah-Nya dengan menyembah anak sapi emas. Bagaimana mungkin sekelompok manusia yang telah diselamatkan dari perbudakan dapat jatuh begitu dalam dalam perbuatan kesyirikan ini? Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang bahaya golongan manusia yang terus-menerus goyah dalam imannya.
Berpindah ke ayat 72, Allah kemudian mengungkapkan masa-masa ketika bangsa Israel ditimpa musibah – bukan sekedar satu kali, namun berkali-kali. Menghadapi aneka rupa musibah yang menghampiri mereka, tak ada kendati tetap bertahan dengan iman kokoh. Serasa kita sedang melihat film bertema bencana yang menguras air mata, namun kisah ini begitu nyata dan menyentuh hati.
Ayat 73 membawa kita pada saat saat Allah dengan kemurahan hati-Nya menyelamatkan bangsa Israel yang terlelah oleh berbagai musibah. Namun, bukannya bersyukur atas penyelamatan dari Tuhan yang maha kuasa, bangsa Israel justru perlahan-lahan melupakan dan melanggar janji mereka kepada-Nya. Apa yang membuat mereka begitu sulit untuk bertahan pada iman dan janji?
Lanjut pada ayat 74, kisah bangsa Israel yang terus-menerus mempertanyakan kehendak Tuhan berlanjut dengan permintaan yang meminta bola salju turun dari langit. Suatu permintaan yang begitu sepele namun memperlihatkan betapa hampa iman mereka pada Tuhan. Ini menggambarkan betapa sulitnya bagi mereka memprioritaskan iman yang kuat dan percaya pada kehendak Tuhan.
Ayat 75 mengakhiri kisah yang sungguh menarik ini dengan mengungkapkan kenyataan bahwa sebagian bangsa Israel memang menyadari kekeliruan jalan hidup mereka. Mereka akhirnya tiba pada kesimpulan yang tak terelakkan – hanya dengan menghadapkan hati mereka sepenuhnya pada kehendak Tuhan, kehidupan mereka akan diatur dengan adil dan berkat-Nya tidak akan pernah berhenti mengalir.
Dibalik gaya penulisan jurnalistik yang santai ini, terletak hikmah dan pelajaran berharga bagi kita semua. Kisah bangsa Israel di ayat-ayat Mahsyur Al Baqarah ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga iman yang teguh, menghadapi cobaan hidup dengan ketabahan, dan menghargai serta patuh pada kehendak Tuhan yang tak pernah terhenti memberikan berkat-Nya. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari kisah ini dan menjadi pribadi yang kuat dalam iman dan taat pada Tuhan.
Apa itu Al Baqarah Ayat 71-75?
Al Baqarah ayat 71 hingga 75 adalah bagian dari surah ke-2 dalam Al-Quran yang dinamakan Al Baqarah. Ayat ini berisi tentang peristiwa yang terjadi pada umat Bani Israel saat mereka membangkang dan melakukan tindakan yang melanggar perintah Allah SWT.
Bani Israel diberikan banyak nikmat dan berbagai macam mukjizat oleh Allah, antara lain pembebasan dari belenggu perbudakan di Mesir, pengalaman melintasi Laut Merah, dan menerima manna dan salwa ketika mereka berada di perjalanan menuju Tanah Kaanan. Namun, meskipun telah diberikan nikmat dan petunjuk yang jelas, mereka tetap berbuat ingkar dan menyembah berhala.
Penjelasan Ayat 71-75
Ayat 71
“Orang-orang yang mengambil tuhan-tuhan selain Allah, mengatakan, “Kami menyembah mereka supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berdosa dusta.”
Pada ayat ini, Bani Israel disebutkan telah menyembah tuhan-tuhan selain Allah dalam harapan bahwa mereka akan mendekatkan mereka kepada Allah SWT. Namun, Allah SWT menegaskan bahwa Dia akan memutuskan di antara mereka dalam perselisihan yang mereka timbulkan dengan menyembah berhala. Allah juga menyatakan bahwa Dia tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berdosa dan berdusta.
Ayat 72
“Ketika kamu telah membelakangi dan tiada mempedulikan yang demikian itu ternyata kamu tidak lagi mempunyai niat untuk berbuat baik yang telah Kamilakukan kepada hamba-hamba Kami. Kamu menjadi orang-orang durhaka yang diberikan kesejahteraan dengan hartanya di dunia. Maka celakalah kamu pada hari ini, karena kamu memberi keburukan kepada diri sendiri dengan apa yang kamu dustakan terhadap Allah dan karena kamu berputus asa dari Haq.”
Di ayat ini, Allah menegur Bani Israel karena mereka telah membelakangi dan tidak mempedulikan segala kebaikan yang telah Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Mereka menjadi orang-orang yang durhaka yang hanya memperoleh kesejahteraan duniawi dan melupakan kebaikan yang telah diberikan Allah. Allah menegaskan bahwa mereka akan mendapatkan kecelakaan pada hari ini karena mereka telah melakukan kejahatan dan berputus asa dari kebenaran.
Ayat 73
“Dan bermalam di sekitar Bukit Tur, di malam hari hingga pagi hari. Maka bersabda Musa kepada kaumnya, “Wahai kaumku, bertahanlah kamu di sisi Allah hingga beberapa hari. Padahal janji Allah itu adalah pasti. Maka apakah kamu mengira (demikian)?””
Pada ayat ini, Allah mengisahkan bahwa Bani Israel menghabiskan malam di sekitar Bukit Tur. Musa AS kemudian menasehati mereka untuk tetap bertahan dan bersabar di sisi Allah SWT untuk beberapa hari lagi. Musa AS juga mengingatkan mereka akan janji Allah yang pasti akan terlaksana. Hal ini ditujukan untuk menguji kesabaran dan keimanan Bani Israel dalam menghadapi cobaan yang dihadapi.
Ayat 74-75
“Mereka berkata, “Kamu bertahan selamanya di sisi kami atau kami tidak akan pernah bertahan (di sisi kamu)?” Sesungguhnya kamu telah membuat kemusyrikan yang besar apabila kamu berada di antara yang bersama Musa.”
“Lalu Kami ampuni (dosa) dan keluarkan mereka dari siksaan. Dan Kami berikan kepada mereka apa yang Kami berikan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Pada ayat 74 ini, Bani Israel menantang Musa AS dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan bertahan dengan Musa AS kecuali jika Musa AS tetap berada di sisi mereka. Hal ini menunjukkan kemusyrikan yang besar yang mereka lakukan dengan memperlakukan Musa AS dan perantara antara mereka dan Allah.
Namun, pada ayat 75, Allah SWT memberikan pengampunan kepada mereka dan mengeluarkan mereka dari siksaan. Allah juga memberikan nikmat-Nya kepada mereka yang adalah nikmat yang diberikan kepada orang-orang yang bersyukur. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tetap maha pengampun dan maha penyayang meskipun umat-Nya melakukan kesalahan dan berbuat dosa.
Cara Mengaplikasikan Hikmah dari Ayat 71-75 dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Berpegang Teguh pada Ketuhanan yang Maha Esa
Pesan utama dalam ayat 71-75 adalah bahwa kita harus berpegang teguh pada ketuhanan yang Maha Esa. Hindari menyembah tuhan-tuhan selain Allah dan berusaha menjalankan agama dengan sungguh-sungguh. Hal ini penting agar kita tidak tersesat dan tetap mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
2. Bersyukur atas Nikmat yang Diberikan Allah
Bani Israel telah menerima banyak nikmat dan mukjizat dari Allah SWT, namun mereka tidak mensyukurinya dan bahkan berbalik menyembah berhala. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita, baik yang besar maupun yang kecil.
3. Bersabar dalam Menghadapi Cobaan
Seperti yang ditunjukkan dalam ayat 73, Musa AS menasehati Bani Israel untuk bersabar dan bertahan di sisi Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus belajar bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah. Bersabar akan membantu kita menghadapi setiap tantangan dan menjaga keimanan kita.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang terjadi setelah Bani Israel mengabaikan peringatan dalam ayat 71-75?
Setelah Bani Israel mengabaikan peringatan Allah dan terus melakukan kemusyrikan, mereka mengalami berbagai cobaan dan siksaan dari Allah SWT. Mereka dihukum dengan kelaparan, kekeringan, dan kehidupan yang sulit di padang gurun. Hukuman ini bertujuan untuk menyadarkan mereka akan kesalahan dan mengajak mereka kembali kepada Allah SWT.
2. Mengapa Allah masih memberi pengampunan kepada Bani Israel meskipun mereka telah melakukan dosa besar?
Allah tetap memberikan pengampunan kepada Bani Israel karena Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Meskipun mereka melakukan dosa besar dengan mempersekutukan Allah dan menyembah berhala, Allah memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Allah memberikan nikmat kepada mereka yang bersyukur dan menjadikan pengampunan sebagai salah satu sifat-Nya yang agung.
3. Apa pesan yang bisa kita ambil dari kisah Bani Israel dalam ayat 71-75?
Pesan yang bisa kita ambil dari kisah Bani Israel dalam ayat 71-75 adalah pentingnya menjaga iman dan menjauhi kemusyrikan. Kita harus berpegang teguh pada agama yang benar dan menyembah Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa. Kita juga harus bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan dan bersabar dalam menghadapi cobaan. Dengan menjalankan pesan-pesan ini, kita bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Kesimpulan
Al Baqarah ayat 71-75 adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keimanan dan menjauhi kemusyrikan. Kisah Bani Israel merupakan pelajaran berharga bagi kita untuk berpegang teguh pada ajaran agama dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Meskipun kita mungkin melakukan kesalahan dan berbuat dosa, Allah tetap maha pengampun dan maha penyayang. Oleh karena itu, mari kita menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur dan kesabaran, serta menghindari segala bentuk kesyirikan agar kita mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Action item dari artikel ini adalah untuk merefleksikan kehidupan kita dan mengevaluasi apakah kita telah menjalankan ajaran agama dengan benar. Mari kita tingkatkan kualitas iman kita dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Mari kita jauhi kemusyrikan dan menjaga kesucian hati agar kita mendapatkan berkah dan keberkahan dari Allah SWT. Ayat 71-75 dalam Al Baqarah mengajarkan kita akan pentingnya menghargai nikmat Allah, bersyukur, dan menyadari bahwa Allah adalah tempat kembali yang sejati.