Contoh Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Full Costing

Posted on

Apa kabar, pembaca setia! Kali ini, kita akan membahas tentang penentuan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing. Ya, kamu mungkin pernah mendengar pendekatan ini, tapi mari kita simak contohnya secara lebih mendalam.

Sebelum kita mulai, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu harga pokok produksi dengan pendekatan full costing. Pendekatan ini melibatkan penghitungan semua biaya produksi yang terkait dengan suatu produk, baik biaya langsung maupun tidak langsung. Dalam pendekatan ini, biaya produksi termasuk biaya overhead seperti listrik, depresiasi mesin, biaya bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya.

Untuk memahami konsep ini dengan lebih baik, mari kita lihat contoh kasus berikut:

Misalnya, PT Sejahtera adalah perusahaan yang memproduksi pakaian. Biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi setiap bulannya sebesar Rp 20 juta. Selain itu, biaya tenaga kerja dan biaya overhead mencapai Rp 10 juta. Setiap bulan, perusahaan ini menghasilkan 1.000 pakaian jadi.

Dalam pendekatan full costing, kita perlu menghitung semua biaya produksi yang terkait dengan setiap pakaian. Jadi, biaya pokok produksi per pakaian dapat dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah pakaian yang diproduksi.

Biaya pokok produksi = (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja + biaya overhead) / jumlah pakaian yang diproduksi

Dalam kasus ini, biaya pokok produksi per pakaian = (Rp 20 juta + Rp 10 juta) / 1.000 = Rp 30.000

Dengan mengetahui biaya pokok produksi per pakaian, PT Sejahtera dapat menentukan harga jual yang sesuai agar dapat mencapai keuntungan yang diinginkan. Perusahaan dapat menambahkan margin keuntungan yang diinginkan ke biaya pokok produksi per pakaian. Misalnya, jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan 20% dari harga pokok produksi per pakaian, harga jual per pakaian bisa dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Harga jual per pakaian = biaya pokok produksi per pakaian + (biaya pokok produksi per pakaian x margin keuntungan)

Dalam contoh ini, harga jual per pakaian = Rp 30.000 + (Rp 30.000 x 20%) = Rp 36.000

Nah, itulah contoh sederhana penentuan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai harga jual yang tepat, sehingga mencapai keuntungan yang diinginkan.

Jadi, itulah penjelasan mengenai contoh penentuan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing. Mudah-mudahan penjelasan ini dapat membantu dan memberikan informasi yang berguna untuk kamu. Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya! Terima kasih telah membaca.

Apa itu Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Full Costing?

Penentuan harga pokok produksi adalah proses menghitung biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Pendekatan full costing adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi dengan memperhitungkan semua biaya yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan produksi.

Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke produk yang diproduksi. Contohnya adalah biaya bahan baku dan upah langsung tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut.

Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu produk. Contohnya adalah biaya sewa pabrik, biaya listrik, dan gaji overhead.

Pendekatan Full Costing

Pendekatan full costing mengalokasikan biaya langsung dan tidak langsung ke produk dengan cara yang proporsional. Metode ini memperhitungkan semua biaya produksi, termasuk biaya overhead, sebagai komponen dalam harga pokok produksi.

Untuk menghitung harga pokok produksi dengan pendekatan full costing, langkah-langkah berikut dapat diikuti:

Langkah-langkah

  1. Mencatat biaya langsung produksi, seperti bahan baku dan upah langsung tenaga kerja.
  2. Mencatat biaya tidak langsung produksi, seperti biaya sewa pabrik dan biaya listrik.
  3. Mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk dengan menggunakan metode alokasi yang sesuai, misalnya berdasarkan jam kerja atau jumlah produk tertentu.
  4. Menghitung total biaya produksi dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung yang sudah dialokasikan.
  5. Menentukan jumlah unit produk yang diproduksi.
  6. Membagi total biaya produksi dengan jumlah unit produk untuk mendapatkan harga pokok produksi per unit.

FAQs (Frequently Asked Questions)

1. Apakah pendekatan full costing yang sama dengan metode harga pokok pesanan?

Tidak, pendekatan full costing dan metode harga pokok pesanan berbeda. Pendekatan full costing mengalokasikan semua biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, sedangkan metode harga pokok pesanan hanya mengalokasikan biaya yang terkait langsung dengan produk yang dipesan.

2. Bagaimana cara mengalokasikan biaya overhead ke produk dengan pendekatan full costing?

Biaya overhead dapat dialokasikan ke produk dengan menggunakan metode alokasi yang sesuai, seperti berdasarkan jam kerja atau jumlah produk tertentu. Metode alokasi yang dipilih harus mampu menggambarkan proporsi penggunaan sumber daya produksi oleh setiap produk.

3. Apakah pendekatan full costing cocok untuk semua jenis bisnis?

Pendekatan full costing cenderung lebih cocok digunakan oleh bisnis dengan karakteristik produksi yang kompleks dan menggunakan berbagai jenis bahan baku. Namun, keputusan penggunaan metode pendekatan full costing harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing bisnis.

Kesimpulan

Penentuan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing adalah langkah yang penting dalam menghitung biaya produksi suatu barang atau jasa. Metode ini memperhitungkan semua biaya yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan produksi, termasuk biaya overhead. Dengan menggunakan pendekatan full costing, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai harga pokok produksi per unit, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam hal penetapan harga jual. Penting bagi perusahaan untuk menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik bisnisnya dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga pokok produksi.

Jadi, sekarang Anda sudah memahami apa itu penentuan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, Anda dapat menghitung harga pokok produksi secara lebih akurat. Cobalah untuk menggunakan metode ini dalam bisnis Anda dan lihat bagaimana hal tersebut dapat membantu Anda dalam mengelola biaya produksi dengan lebih efektif.

Naara
Guru dan penulis, kedua peran ini memenuhi hidup saya. Mari bersama-sama belajar dan membagikan inspirasi melalui kata-kata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *