Contents
Sudah bukan rahasia lagi bahwa manajemen persediaan merupakan hal yang krusial dalam setiap bisnis. Nah, salah satu rumus pamungkas dalam hal ini adalah menentukan reorder point atau titik pemesanan ulang. Tapi jangan khawatir, kita akan membahasnya dengan gaya santai agar kamu tetap terhibur saat mempelajarinya!
Pertama-tama, Jaka adalah seorang pengusaha yang menjalankan toko kue online. Dia ingin memastikan bahwa persediaan tepung terigu selalu mencukupi untuk memasak kue lezatnya. Lalu, apa yang harus Jaka lakukan?
1. Menentukan Tingkat Permintaan
Hal pertama yang perlu Jaka lakukan adalah mencari tahu berapa banyak tepung terigu yang dibutuhkan tiap bulannya. Dia harus melihat riwayat penjualan dan menghitung rata-rata kue yang terjual selama periode tertentu. Dari situ, Jaka bisa mendapatkan jumlah tepung terigu yang dibutuhkan dalam satu bulan.
2. Menganalisis Tepung Terigu yang Tersedia
Sebagai langkah kedua, Jaka harus mengetahui berapa banyak tepung terigu yang ada di persediaannya saat ini. Dengan mengecek secara berkala, Jaka dapat mengetahui kadar stok dan perkiraan hari tersedia berdasarkan tingkat permintaan bulanan yang telah dihitung sebelumnya.
3. Menghitung Reorder Point
Nah, saatnya menggunakan rumus menarik ini! Jaka perlu mengalikan tingkat permintaan bulanan dengan waktu pemesanan baru. Sebagai contoh, jika rata-rata hari pemesanan baru adalah 10 hari, maka Jaka perlu mengalikan tingkat permintaan bulanan dengan 10.
Jadi, rumus Reorder Point (RP) = Tingkat Permintaan Bulanan x Waktu Pemesanan Baru.
Contoh, jika tingkat permintaan bulanan Jaka adalah 100 liter dan waktunya adalah 10 hari, maka RP yang dihasilkan adalah 1000 liter. Artinya, Jaka harus memesan kembali tepung terigu ketika sisa stok mencapai 1000 liter.
4. Menjaga Keseimbangan Persediaan
Sampai di sini, Jaka sudah tahu kapan dia harus memesan tepung terigu kembali. Namun, dia juga perlu memperhatikan waktu pengiriman dan menjaga agar persediaan selalu cukup untuk menutupi jangka waktu antara dua pemesanan. Dengan begitu, Jaka akan terhindar dari stok kosong atau stok berlebih yang dapat menghambat operasional toko kuenya.
Nah, itu dia contoh soal reorder point yang bisa kamu pelajari sambil bersantai. Meski terdengar rumit, mengelola persediaan merupakan langkah penting dalam menjalankan bisnis. Dengan mengetahui kapan harus memesan kembali barang, kamu akan menjaga keseimbangan dan efisiensi dalam rantai pasokan. Selamat mencoba!
Apa itu Reorder Point?
Reorder Point (atau juga disebut dengan ROP) adalah titik pembelian kembali atau titik pemesanan ulang dalam manajemen persediaan. Reorder Point menentukan kapan stok persediaan harus dipesan kembali agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Konsep ini sangat penting dalam menghindari kehabisan stok atau produk, sehingga perusahaan dapat menjaga kelancaran operasionalnya dan memenuhi permintaan pelanggan dengan baik.
Contoh Soal Reorder Point
Untuk lebih memahami konsep Reorder Point, berikut adalah contoh soal yang menggambarkan cara menghitung dan menggunakan Reorder Point:
Contoh Soal
Toko ABC menjual sejenis produk dengan tingkat permintaan stabil sebanyak 100 unit per minggu. Waktu pemesanan barang dari pemasok adalah sekitar 2 minggu, sedangkan waktu pengiriman adalah 1 minggu. Saat ini stok barang yang tersedia adalah 150 unit. Berapa Reorder Point yang harus ditetapkan oleh Toko ABC?
Jawaban:
Untuk menghitung Reorder Point, kita perlu mempertimbangkan tingkat permintaan, waktu pemesanan, waktu pengiriman, dan stok yang tersedia saat ini.
1. Tingkat Permintaan per Hari:
Tingkat permintaan per minggu adalah 100 unit. Untuk mendapatkan tingkat permintaan per hari, kita perlu membagi angka itu dengan jumlah hari dalam seminggu:
100 unit / 7 hari = 14,28 unit per hari (dibulatkan menjadi 14 unit per hari)
2. Lead Time (Waktu Pemesanan):
Lead time atau waktu pemesanan adalah waktu yang diperlukan dari saat pemesanan dilakukan hingga barang sampai di toko. Dalam contoh ini, waktu pemesanan adalah 2 minggu. Untuk mendapatkan waktu pemesanan dalam satuan hari, kita kalikan angka tersebut dengan jumlah hari dalam seminggu:
2 minggu x 7 hari = 14 hari
3. Safety Stock (Stok Pengaman):
Stok pengaman adalah stok tambahan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi ketidakstabilan permintaan atau ketidakpastian dalam waktu pemesanan dan pengiriman. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan stok pengaman sebesar 10% dari tingkat permintaan per hari:
10% x 14 unit per hari = 1,4 unit per hari (dibulatkan menjadi 2 unit per hari)
4. Reorder Point:
Untuk menghitung Reorder Point, kita perlu menjumlahkan tingkat permintaan per hari dengan waktu pemesanan (lead time) dan stok pengaman:
Reorder Point = Tingkat Permintaan per Hari x Lead Time + Safety Stock
Reorder Point = 14 unit per hari x 14 hari + 2 unit per hari = 196 unit + 2 unit = 198 unit
5. Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan di atas, Toko ABC harus melakukan pemesanan ulang saat stok berada pada angka 198 unit untuk memenuhi kelancaran operasional dan memenuhi permintaan pelanggan. Dengan menetapkan Reorder Point ini, Toko ABC dapat menghindari kehabisan persediaan dan menjaga kepuasan pelanggan terhadap produk yang mereka jual.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
1. Apa yang terjadi jika tidak menggunakan Reorder Point?
Jika sebuah perusahaan tidak menggunakan Reorder Point dalam manajemen persediaan mereka, mereka berisiko mengalami kekurangan produk atau stok yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan. Tanpa Reorder Point, perusahaan tidak dapat memastikan kapan harus memesan ulang persediaan, sehingga dapat mengalami kehabisan stok yang akan berdampak pada gangguan produksi atau penjualan terhenti.
2. Bagaimana cara menghitung tingkat permintaan jika memiliki fluktuasi?
Jika tingkat permintaan memiliki fluktuasi atau variabilitas, maka perlu untuk menghitung rata-rata tingkat permintaan dalam periode yang ditentukan. Dengan mengetahui rata-rata permintaan, perusahaan dapat menghitung Reorder Point yang lebih akurat dan optimal.
3. Apa yang harus dilakukan jika waktu pemesanan atau pengiriman berubah?
Jika waktu pemesanan atau pengiriman barang berubah, perusahaan harus melakukan penyesuaian pada penghitungan Reorder Point. Mengubah waktu pemesanan atau pengiriman akan mempengaruhi lead time yang harus diperhitungkan dalam menentukan waktu pemesanan ulang. Dengan melakukan penyesuaian yang tepat, perusahaan dapat mempertahankan efektivitas Reorder Point dan mengoptimalkan manajemen persediaan mereka.
Kesimpulan
Dalam manajemen persediaan, Reorder Point sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional dan memenuhi permintaan pelanggan. Dengan menghitung Reorder Point secara tepat, perusahaan dapat menghindari kehabisan stok atau produk, sehingga dapat menjaga tingkat pelayanan kepada pelanggan yang baik. Dalam contoh soal yang telah dijelaskan di atas, Toko ABC dapat menentukan Reorder Point sebesar 198 unit untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan menjaga ketersediaan persediaan dengan baik.
Untuk mencapai kesuksesan dalam manajemen persediaan, penting bagi perusahaan untuk terus memantau tingkat permintaan, waktu pemesanan, pengiriman, dan melakukan penyesuaian yang sesuai. Dengan melakukan hal ini, perusahaan dapat menjaga kualitas layanan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada akhirnya memperkuat posisi perusahaan di pasaran.
Jadi, mulailah menggunakan Reorder Point dalam manajemen persediaan Anda dan nikmati manfaatnya dalam menjaga kelancaran bisnis Anda!