Menyegarkan Kembali Kontroversi: Bacaan Tahiyat Akhir Pakai Sayyidina atau Tidak?

Posted on

Menjelang waktu Shalat Maghrib yang selalu memberi kesegaran setelah seharian penuh aktivitas, ada satu hot topic yang tak pernah lekang oleh waktu di kalangan muslim. Ya, bacaan tahiyat akhir, apakah harus mencantumkan kata “sayyidina” sebelum nama Nabi Muhammad?

Pertanyaan ini seakan menjadi kuda hitam yang menerpa setiap perbincangan serius seputar agama. Beberapa masyarakat muslim memiliki keyakinan tak tergoyahkan bahwa bacaan tahiyat akhir haruslah mengandung kata sayyidina, sedangkan yang lainnya berpendapat sebaliknya.

Menilik dari segi sejarah dan kebiasaan umat Islam, kata “sayyidina” seringkali diucapkan setelah menyebut nama Nabi Muhammad. Namun, bagaimana dengan konteks bacaan tahiyat akhir? Adakah dasar kuat yang dapat kita jadikan acuan dalam menentukan gaya bacaan yang paling tepat?

Ketika mempelajari kitab-kitab fiqh atau hadis, kita tidak akan menemukan pedoman yang konkret terkait apakah bacaan tahiyat akhir harus mengandung kata “sayyidina” atau tidak. Ini adalah penting untuk dicatat, mengingat kita tidak memiliki referensi langsung dari ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menentukan bacaan tahiyat akhir dengan kata-kata tertentu.

Begitu banyak mazhab dan tradisi yang berkembang dalam Islam, dan ini menyebabkan perbedaan pendapat yang lumrah. Mazhab Syafi’i menganjurkan mengucapkan kata “sayyidina” sebelum nama Nabi Muhammad pada tahiyat akhir, sementara mazhab Hanafi dan Maliki lebih cenderung mengesampingkannya.

Adapun mazhab Hanbali menyatakan bahwa mengucapkan kata “sayyidina” adalah sunnah, namun bukan wajib dalam bacaan tahiyat akhir. Ini memperkuat posisi bahwa bacaan tersebut tergantung pada keyakinan individu serta mazhab yang dianut.

Penting untuk diingat bahwa Islam adalah agama yang inklusif dan penuh toleransi. Kita harus menghormati perbedaan pendapat dalam masalah ini, mengingat tidak ada larangan atau pemaksaan dari Rasulullah dan juga tidak ada dalil yang memuat bacaan tahiyat akhir dengan kata “sayyidina” yang bersifat mutlak.

Sekalipun perbedaan ini bisa tetap menjadi perdebatan hangat yang menguji komitmen dan kesabaran, mengapa kita tak merangkul perbedaan tersebut dan menempatkannya di kerangka saling menghormati sebagai pengikut agama yang sama?

Hal ini juga menjadi penting mengingat tantangan yang dihadapi oleh umat Muslim di era digital ini. Ketika kita mencari bacaan tahiyat akhir di Google, kami akan menemukan banyak argumen pro dan kontra dengan beragam tafsir dan perspektif. Namun, apakah yang benar-benar penting? Apakah bacaan tahiyat akhir dengan kata “sayyidina” atau tidak?”,

Di dunia yang semakin terhubung ini, Imam At-Tirmidzi pernah berkata, ‘Jangan mencela pahala orang lain, sebab ALLAH akan memberinya ganjaran atas pemberian Al-mufarrad di hadapan-Nya sendiri’, dengan memberikan kebebasan pada setiap muslim untuk memutuskan bacaan tahiyat akhir, kita mencerminkan sikap yang penuh rahmat dan toleransi dalam agama yang kita cintai ini.

Mengapa kita tidak berfokus pada kesatuan dan persatuan sebagai umat Muslim, daripada terkejar oleh perbedaan kecil yang tak jarang apenasaran? Tetaplah konsisten dengan apa yang diyakini dan hormati pandangan orang lain, karena hal itu jauh lebih penting daripada mencantumkan atau menghilangkan satu kata yang mungkin hanya memenuhi keinginan pribadi semata.

Sebagai umat Islam, ada banyak hal penting yang membutuhkan perhatian kita bersama, seperti menghapuskan kemiskinan, memajukan pendidikan, dan menyebarkan cinta dan kedamaian. Jadi, apakah kita mau menghabiskan waktu dan energi sekadar berdebat tentang sesuatu yang sangat bisa diabaikan?

Akhirnya, ketika seseorang membaca tahiyat akhir dengan kata sayyidina atau tidak, ingatlah bahwa kualitas hati dan ketulusan doa kita jauh lebih berarti di hadapan Allah SWT. Apapun pilihan kita, semoga Allah selalu menerima amal ibadah kita dan mengabulkan doa-doa tulus kita.

Apa Itu Bacaan Tahiyat Akhir?

Tahiyat akhir adalah salah satu bacaan yang dilakukan dalam shalat. Bacaan tahiyat akhir biasanya dilakukan setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek pada rakaat terakhir dalam shalat. Bacaan tahiyat akhir juga sering disebut sebagai tasyahud akhir.

Bacaan tahiyat akhir memiliki beberapa versi yang dapat dipilih, salah satunya adalah dengan mengucapkan kata “sayyidina” setelah ucapan Nabi Muhammad. Kendati demikian, penggunaan kata “sayyidina” ini tidak diwajibkan dan tidak termasuk bagian dari bacaan yang disyariatkan dalam shalat. Para ulama berbeda pendapat mengenai penggunaan kata “sayyidina” ini.

Bacaan tahiyat akhir tanpa menggunakan kata “sayyidina” juga dianggap sah dan telah diajarkan oleh Nabi Muhammad sendiri. Oleh karena itu, umat muslim diperbolehkan untuk memilih menggunakan atau tidak menggunakan kata “sayyidina” dalam bacaan tahiyat akhir.

Adapun tuntunan bacaan tahiyat akhir dengan menggunakan kata “sayyidina” dan bacaan tahiyat akhir tanpa menggunakan kata “sayyidina” adalah sebagai berikut:

Bacaan Tahiyat Akhir dengan Menggunakan Kata “Sayyidina”

Tahiyat akhir dengan menggunakan kata “sayyidina” adalah versi bacaan yang umumnya dipraktikkan di beberapa negara, terutama di Indonesia. Bacaan ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan umat muslim terhadap Nabi Muhammad.

Secara umum, bacaan tahiyat akhir dengan menggunakan kata “sayyidina” adalah sebagai berikut:

Rakaat Pertama:

At-Tahiyyatu lillahi was-shalawaatu wat-thayyibaatu. Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalamu ‘alayna wa ‘ala ‘ibadillahish-shalihin. Ashhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.

Rakaat Kedua:

At-Tahiyyatu lillahi was-shalawaatu wat-thayyibaatu. Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalamu ‘alayna wa ‘ala ‘ibadillahish-shalihin. Ashhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.

Tahiyat Akhir:

Assalamu ‘alaika ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh.

Dalam bacaan tahiyat akhir dengan kata “sayyidina”, kata “sayyidina” ditempatkan setelah ucapan “Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyyu”, yang artinya “Semoga keselamatan tercurah kepada engkau, wahai Nabi.”

Bacaan Tahiyat Akhir tanpa Menggunakan Kata “Sayyidina”

Penggunaan kata “sayyidina” dalam bacaan tahiyat akhir bukanlah suatu kewajiban. Oleh sebab itu, umat muslim juga diperbolehkan untuk membaca tahiyat akhir tanpa menggunakan kata “sayyidina”.

Bacaan tahiyat akhir tanpa menggunakan kata “sayyidina” adalah sebagai berikut:

Rakaat Pertama:

At-Tahiyyatu lillahi was-shalawaatu wat-thayyibaatu. Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalamu ‘alayna wa ‘ala ‘ibadillahish-shalihin. Ashhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.

Rakaat Kedua:

At-Tahiyyatu lillahi was-shalawaatu wat-thayyibaatu. Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalamu ‘alayna wa ‘ala ‘ibadillahish-shalihin. Ashhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.

Tahiyat Akhir:

Assalamu ‘alaika ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh.

Bacaan ini telah diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad kepada para sahabatnya. Meskipun tidak menggunakan kata “sayyidina”, bacaan ini tetap sah dan diperbolehkan untuk dipraktikkan oleh umat muslim.

FAQ

1. Mengapa ada perbedaan dalam bacaan tahiyat akhir dengan dan tanpa kata “sayyidina”?

Jawab: Perbedaan dalam bacaan tahiyat akhir dengan dan tanpa kata “sayyidina” dikarenakan perbedaan dalam praktek dan pandangan ulama dari berbagai negara. Penggunaan kata “sayyidina” tidak diwajibkan dalam bacaan tahiyat akhir, sehingga umat muslim bebas memilih menggunakan atau tidak menggunakan kata tersebut.

2. Apakah penggunaan kata “sayyidina” dalam bacaan tahiyat akhir memiliki manfaat khusus?

Jawab: Penggunaan kata “sayyidina” dalam bacaan tahiyat akhir dipandang oleh beberapa ulama sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi Muhammad. Meskipun demikian, penggunaan kata ini tidak memiliki manfaat khusus yang dinyatakan secara tegas dalam hadis-hadis yang sahih.

3. Bagaimana jika saya ingin menggunakan kata “sayyidina” dalam bacaan tahiyat akhir?

Jawab: Jika Anda ingin menggunakan kata “sayyidina” dalam bacaan tahiyat akhir, Anda dapat melakukannya sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh para ulama yang menyebutkan penggunaan kata tersebut. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kata “sayyidina” tidak diwajibkan dalam bacaan tahiyat akhir dan umat muslim bebas memilih menggunakan atau tidak menggunakan kata tersebut.

Kesimpulan

Dalam bacaan tahiyat akhir, umat muslim diperbolehkan menggunakan atau tidak menggunakan kata “sayyidina”. Penggunaan kata ini tidak termasuk dalam bacaan yang disyariatkan dalam shalat, sehingga umat muslim memiliki kebebasan untuk memilih versi bacaan yang sesuai dengan keyakinan dan tuntunan ulama yang mereka ikuti.

Bacaan tahiyat akhir dengan atau tanpa menggunakan kata “sayyidina” sama-sama sah dan telah diajarkan oleh Nabi Muhammad. Oleh karena itu, umat muslim dapat memilih versi bacaan yang mereka nyaman dan yakin dengan pengertiannya.

Pentingnya mempelajari bacaan tahiyat akhir adalah agar setiap muslim dapat menjalankan ibadah shalat dengan baik dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad. Meskipun terdapat perbedaan dalam bacaan tahiyat akhir, yang terpenting adalah menjaga kesakralan shalat serta khusyuk dalam beribadah kepada Allah SWT.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai bacaan tahiyat akhir atau hal-hal lain seputar ibadah shalat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan para ulama atau mencari sumber-sumber keilmuan yang terpercaya. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pemahaman Anda tentang bacaan tahiyat akhir dalam shalat.

Selamat beribadah dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai amal ibadah kita. Amin.

Tiffani
Salam ilmiah! Saya adalah guru yang juga suka menulis. Di sini, kita merenungkan data dan merangkai ide dalam kata-kata. Ayo mengeksplorasi pengetahuan bersama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *