Apa Itu Model Pembelajaran Jigsaw dan STAD? Mari Kita Simak!

Posted on

Contents

Berkembangnya teknologi dan kebutuhan pendidikan yang terus meningkat, mendorong inovasi dalam metode-metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang tengah populer adalah model pembelajaran Jigsaw dan STAD. Apa yang membuat kedua model ini begitu menarik? Kita akan berbincang-bincang santai mengenai hal ini.

Model Pembelajaran Jigsaw: Bukan Bentuk Teka-Teki Saja

Model pembelajaran Jigsaw pertama kali diperkenalkan oleh psikolog sosial bernama Elliot Aronson pada tahun 1971. Metode ini dirancang untuk mengajarkan kerjasama dan saling ketergantungan antar siswa dalam proses pembelajaran.

Apa yang membedakan model Jigsaw dengan metode pembelajaran lainnya adalah penerapan unsur kelompok heterogen. Di dalam kelas, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari anggota dengan kemampuan dan penguasaan materi yang berbeda. Masing-masing anggota kelompok akan mempelajari bagian tertentu dari topik yang sama. Setelah itu, mereka akan membentuk kelompok baru yang terdiri dari anggota yang memiliki peran yang sama. Kelompok baru ini akan saling bertukar informasi guna melengkapi pemahaman masing-masing individu. Menarik, bukan?

Model Pembelajaran STAD: Simak dan Kompetisi

Selanjutnya, kita akan menyambangi model pembelajaran STAD. STAD, singkatan dari Student-Teams Achievement Divisions, adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan kompetisi sehat sebagai pendorong prestasi siswa.

Melalui model STAD, siswa akan dibagi ke dalam tim-tim kecil dengan jumlah anggota yang bervariasi. Setiap anggota tim memiliki peran dengan tugas tertentu. Materi pembelajaran akan diberikan secara komprehensif kepada seluruh siswa. Setelah itu, setiap tim akan melakukan tes atau ujian secara individu. Hasil dari anggota tiap tim akan dijumlahkan dan dihitung sebagai hasil tim secara keseluruhan.

Dalam model STAD, terdapat pemberian penghargaan atau reward kepada tim yang berhasil meraih prestasi tertinggi. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam belajar dan berkompetisi secara positif. Tak hanya itu, model ini juga mendorong adanya kerjasama dan kolaborasi antara anggota tim demi mencapai tujuan bersama.

Kombinasi Yang Memikat: Jigsaw dan STAD

Bagaimana jika kedua model pembelajaran tersebut digabungkan? Percaya atau tidak, metode kombinasi antara Jigsaw dan STAD memiliki potensi yang luar biasa dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

Dalam metode Jigsaw-STAD, setiap anggota kelompok bekerja sama dalam mempelajari topik tertentu. Kemudian, siswa akan kembali ke kelompok asal mereka dan berbagi informasi dengan anggota lainnya yang mempelajari topik yang berbeda. Kelompok akan memberikan feedback secara konstruktif untuk meningkatkan pemahaman individu. Selain itu, ujian akan dilakukan secara individu dan hasilnya akan dijumlahkan sebagai perolehan kelompok.

Metode kombinasi ini memberikan keuntungan ganda bagi siswa. Mereka tidak hanya diajarkan untuk berkooperasi dan bersaing secara sehat, tetapi juga diajarkan untuk mendengarkan sudut pandang orang lain, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan memperluas pemahaman mereka.

Pendek kata, model pembelajaran Jigsaw dan STAD merupakan inovasi yang menarik dalam dunia pendidikan. Dua metode tersebut tidak hanya memperhatikan aspek kognitif, tetapi juga aspek sosial dan emosional siswa. Jadi, mari kita manfaatkan potensi model pembelajaran ini untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan!

Apa itu Model Pembelajaran Jigsaw?

Model pembelajaran jigsaw adalah metode pembelajaran kelompok yang berbasis kooperatif. Dalam model ini, peserta didik terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang disebut sebagai kelompok ahli. Setiap kelompok ahli akan mempelajari dan menjadi ahli dalam satu bagian materi tertentu. Selanjutnya, anggota kelompok ahli yang berbeda akan berkumpul dalam kelompok campuran yang terdiri dari satu ahli dari setiap kelompok ahli. Dalam kelompok campuran, mereka saling berbagi informasi dan pemahaman mereka mengenai materi yang telah dipelajari di kelompok ahli masing-masing.

Apa itu Model Pembelajaran STAD?

Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) adalah metode pembelajaran berbasis kelompok yang memberikan kesempatan bagi setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam STAD, peserta didik terbagi menjadi kelompok kecil yang heterogen berdasarkan kinerja akademik. Setiap kelompok akan bekerja sama dalam mencapai tingkat pemahaman yang baik melalui kerja tim dan saling membantu. Selain itu, setiap anggota kelompok juga akan diberikan tes individu untuk mengukur pemahaman individu mereka. Nilai individu ini juga akan berkontribusi pada nilai kelompok.

Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw

Langkah-langkah mengimplementasikan model pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Pembagian Kelompok Ahli

Bagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil yang masing-masing kelompok akan fokus mempelajari dan menjadi ahli dalam satu bagian materi tertentu.

2. Pembelajaran dalam Kelompok Ahli

Tiap kelompok ahli akan belajar dan mempersiapkan diri dengan baik dalam memahami materi yang akan mereka ajarkan kepada kelompok campuran.

3. Pembentukan Kelompok Campuran

Setelah kelompok ahli merasa siap, mereka akan berkumpul dalam kelompok campuran yang terdiri dari satu ahli dari setiap kelompok ahli.

4. Berbagi Informasi

Masing-masing ahli dalam kelompok campuran akan berbagi informasi dan pemahaman mereka mengenai materi yang telah dipelajari di kelompok ahli masing-masing.

5. Diskusi dan Koordinasi

Anggota kelompok campuran akan berdiskusi dan saling membantu dalam memahami materi secara menyeluruh. Mereka juga akan melengkapi pemahaman dengan bertanya dan menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.

6. Evaluasi Individu dan Kelompok

Setelah selesai, peserta didik akan mengikuti tes individu untuk mengukur pemahaman individu mereka. Nilai individu ini juga akan berkontribusi pada nilai kelompok.

Tips Mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw dan STAD

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda mengimplementasikan model pembelajaran jigsaw dan STAD dengan baik:

1. Pilih Kelompok dengan Bijak

Pastikan Anda memilih kelompok dengan bijak, jangan hanya berdasarkan persahabatan atau keakraban belaka. Perhatikan juga keseimbangan kemampuan akademik setiap anggota kelompok.

2. Berikan Panduan yang Jelas

Berikan panduan yang jelas kepada setiap kelompok mengenai tujuan pembelajaran, tugas yang harus diselesaikan, dan bagaimana mereka harus berkolaborasi dalam mencapai tujuan tersebut.

3. Beri Kesempatan Berbicara bagi Setiap Anggota Kelompok

Pastikan setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan berkontribusi dalam diskusi kelompok. Jangan biarkan dominasi dari satu atau beberapa anggota kelompok.

4. Monitoring dan Perhatikan Aktivitas Kelompok

Monitoring secara aktif terhadap aktivitas kelompok dapat membantu Anda mengidentifikasi anggota yang mungkin kesulitan atau kelompok yang mengalami hambatan dalam bekerja sama. Tetaplah terlibat dalam proses pembelajaran mereka.

5. Berikan Umpan Balik yang Konstruktif

Setelah selesai, berikan umpan balik yang konstruktif kepada setiap kelompok dan individu. Berikan apresiasi pada keberhasilan dan berikan saran perbaikan untuk pengembangan ke depannya.

Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Dalam jigsaw, peserta didik belajar untuk bekerja sama dalam kelompok campuran sehingga meningkatkan keterampilan sosial mereka seperti kemampuan komunikasi, kerjasama, dan saling menghargai.

2. Merangsang Pemikiran Kritis

Model ini mendorong peserta didik untuk aktif dalam berpikir kritis karena mereka harus memahami materi secara mendalam dan siap untuk menjelaskan kepada anggota kelompok campuran.

3. Meningkatkan Pemahaman yang Mendalam

Setiap peserta didik harus menjadi ahli dalam satu bagian materi. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif.

4. Mengurangi Ketergantungan pada Guru

Dalam jigsaw, peserta didik juga menjadi pembelajar aktif dan saling membantu. Hal ini mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru sebagai satu-satunya sumber informasi.

5. Peningkatan Performa Akademik

Partisipasi aktif dalam kelompok campuran dan nilai individu yang diberikan dapat memberikan motivasi yang lebih besar pada peserta didik untuk belajar dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan performa akademik mereka.

Kekurangan Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

1. Butuh Waktu untuk Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok berdasarkan kinerja akademik membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk proses pembelajaran itu sendiri.

2. Menekankan pada Hasil yang Terukur

Model ini cenderung menekankan pada hasil yang terukur seperti nilai ujian. Hal ini dapat membuat peserta didik terlalu fokus pada hal tersebut dan mengabaikan proses pembelajaran yang seharusnya lebih penting.

3. Pembedaan Berdasarkan Kemampuan

Kelompok yang dibentuk berdasarkan kinerja akademik dapat menimbulkan perasaan inferioritas pada peserta didik yang berada dalam kelompok rendah. Hal ini dapat memengaruhi motivasi dan kepercayaan diri mereka.

4. Keterbatasan Dalam Kreativitas

Pada beberapa kasus, model STAD dapat membatasi kreativitas peserta didik karena mereka harus mengikuti tugas yang telah ditentukan tanpa ruang untuk eksplorasi atau pengerjaan proyek mandiri.

5. Membutuhkan Pengawasan yang Intensif

Model ini membutuhkan pengawasan yang intensif dari guru untuk memastikan setiap anggota kelompok bekerja dengan baik dan menghindari adanya dominasi atau pembiaran kelompok rendah.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apakah model pembelajaran jigsaw hanya cocok untuk materi pelajaran tertentu saja?

Tidak, model pembelajaran jigsaw dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran dan topik. Model ini fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.

2. Apakah model pembelajaran STAD hanya berfokus pada peningkatan performa akademik?

Tidak, model pembelajaran STAD juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan keterampilan belajar mandiri peserta didik.

3. Apakah kelompok ahli dalam jigsaw harus memiliki jumlah anggota yang sama?

Tidak, kelompok ahli dalam jigsaw tidak harus memiliki jumlah anggota yang sama. Yang penting adalah setiap anggota kelompok ahli memiliki pemahaman yang baik mengenai bagian materi yang mereka pelajari.

4. Bagaimana cara mengatasi peserta didik yang dominan dalam kelompok campuran?

Guru dapat memberikan peran dan tanggung jawab yang lebih spesifik untuk setiap anggota kelompok campuran agar dominasi peserta didik yang dominan dapat diminimalisir.

5. Apakah setiap anggota kelompok campuran harus menguasai seluruh materi?

Tidak, setiap anggota kelompok campuran tidak perlu menguasai seluruh materi. Tujuan utama dari model jigsaw adalah saling berbagi informasi dan pemahaman untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif.

Kesimpulan

Dalam implementasi model pembelajaran jigsaw dan STAD, penting untuk memperhatikan pembagian kelompok yang bijak, memberikan panduan yang jelas, memberikan kesempatan berbicara bagi setiap anggota kelompok, monitoring aktif terhadap aktivitas kelompok, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Model pembelajaran jigsaw memiliki kelebihan seperti meningkatkan keterampilan sosial, merangsang pemikiran kritis, meningkatkan pemahaman yang mendalam, mengurangi ketergantungan pada guru, dan meningkatkan performa akademik. Namun, model STAD memiliki kekurangan seperti pembentukan kelompok yang memakan waktu, tekanan pada hasil yang terukur, pembedaan berdasarkan kemampuan, pembatasan dalam kreativitas, dan membutuhkan pengawasan yang intensif. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, memilih model pembelajaran yang sesuai dan mengimplementasikannya dengan baik merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian peserta didik.

Apurva
Guru dan penulis, kedua peran ini memenuhi hidup saya. Mari bersama-sama menjelajahi ilmu dan berbagi inspirasi melalui kata-kata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *