Peduli dan Suka Belajar? Coba Model Pembelajaran Jigsaw yang Diteliti oleh Ahli!

Posted on

Pada era digital saat ini, pendidikan tidak lagi terpaku pada metode konvensional seperti duduk di kelas dengan guru yang mengajar di depan. Salah satu model pembelajaran yang menarik perhatian para ahli pendidikan adalah model pembelajaran jigsaw. Meskipun terkesan seperti judul sebuah film seru, model pembelajaran ini sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa.

Model pembelajaran jigsaw dirancang untuk mendorong kolaborasi antar siswa dalam berbagai tantangan pembelajaran. Dalam model ini, siswa terbagi dalam kelompok kecil yang akan belajar dan menguasai materi tertentu. Nantinya, setiap anggota kelompok akan menjadi ahli dalam bagian materi yang telah dipelajari dan akan berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lainnya.

Diberikan kepada asa, model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli pendidikan bernama Elliot Aronson pada tahun 1970-an. Dia menemukan bahwa dengan memberikan tugas yang mendorong kerja sama, siswa menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam belajar. Tidak heran jika model pembelajaran jigsaw ini diterima dengan antusias oleh banyak pendidik di seluruh dunia.

Menurut Aronson, model pembelajaran jigsaw ini memberikan kesempatan bagi semua anggota kelompok untuk merasa penting dan berkontribusi dalam kelompok. Mereka merasa memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pembelajaran bersama. Selain itu, siswa juga merasa saling bergantung satu sama lain untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

Para ahli pendidikan lainnya juga melakukan penelitian terkait efektivitas model pembelajaran jigsaw ini. Beberapa studi menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa, meningkatkan pemahaman materi, dan memperkuat hubungan sosial di antara siswa. Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks dan interaktif, model pembelajaran jigsaw ini memberikan alternatif yang menarik bagi pendidik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Namun, seperti yang selalu kita dengar, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Meskipun model pembelajaran jigsaw memiliki banyak manfaat, penggunaannya juga harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing siswa. Adakalanya, beberapa siswa mungkin merasa tertekan dalam bekerja sama dalam kelompok. Karena itu, pendidik perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menerapkan model ini di dalam kelas.

Jadi, apakah model pembelajaran jigsaw ini sesuai untuk kebutuhan Anda? Kita akan tidak pernah tahu sampai kita mencobanya sendiri. Model ini ternyata cukup menarik perhatian para ahli yang memberikan banyak penelitian tentang efektivitasnya. Jadi, mengapa tidak memberikan kesempatan untuk itu? Mari kita gunakan model pembelajaran jigsaw ini sebagai salah satu alternatif untuk menciptakan suasana belajar yang lebih kolaboratif dan penuh semangat!

Apa Itu Model Pembelajaran Jigsaw?

Model pembelajaran jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson pada tahun 1971. Dalam model ini, para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mempelajari materi tertentu, setelah itu mereka kembali ke kelompok asalnya dan berbagi dengan anggota kelompok yang lain. Konsep utama dalam model pembelajaran jigsaw adalah kolaborasi, tanggung jawab individu, dan saling membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Cara Melakukan Model Pembelajaran Jigsaw

Ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam melaksanakan model pembelajaran jigsaw:

  1. Pembagian kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 orang.
  2. Pemilihan topik: Setiap kelompok akan diberikan topik yang berbeda untuk dipelajari secara mendalam.
  3. Pelaksanaan pembelajaran individu: Setiap anggota kelompok akan mempelajari topiknya masing-masing secara mendalam melalui sumber-sumber yang telah disediakan.
  4. Sesi kelompok ahli: Setiap anggota kelompok yang memiliki topik yang sama akan berkumpul dan berbagi pengetahuan serta pemahaman mereka tentang topik tersebut.
  5. Kembali ke kelompok asal: Setelah sesi kelompok ahli, setiap anggota kelompok akan kembali ke kelompok awalnya dan mengajarkan pengetahuan baru yang telah mereka dapatkan kepada anggota kelompok lainnya.
  6. Evaluasi: Dalam tahap ini, guru akan melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan menilai kolaborasi siswa dalam kelompok.

Tips dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam mengimplementasikan model pembelajaran jigsaw:

  • Pemilihan topik yang menarik dan relevan dengan kurikulum.
  • Pembagian kelompok yang heterogen, yaitu terdiri dari siswa dengan kemampuan dan latar belakang yang berbeda.
  • Penyediaan sumber belajar yang memadai untuk setiap anggota kelompok.
  • Pembuatan panduan yang jelas untuk setiap anggota kelompok dalam mempelajari topiknya.
  • Memberikan waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk membahas dan memahami topik dalam sesi kelompok ahli.
  • Memastikan adanya kolaborasi dan tanggung jawab individu dalam kelompok.
  • Menggunakan teknologi dan media yang relevan dalam proses pembelajaran.

Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan adanya kolaborasi dan tanggung jawab individu, siswa menjadi lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran, sehingga mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik.
  • Mendorong pengembangan keterampilan sosial siswa. Dalam model jigsaw, siswa diajak untuk bekerja secara bersama-sama dalam kelompok, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi, bekerjasama, dan menghargai pendapat orang lain.
  • Mengurangi persaingan antar siswa. Dalam model jigsaw, setiap anggota kelompok memiliki peran penting dalam memahami materi, sehingga tidak ada lagi persaingan ketat antara siswa dalam meraih prestasi individu tertinggi.
  • Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Dengan adanya tugas yang kompleks dalam jigsaw, siswa diajak untuk berpikir kritis dan menemukan solusi bersama, sehingga mengembangkan kemampuan pemecahan masalah mereka.

Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

Meskipun memiliki banyak kelebihan, model pembelajaran jigsaw juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

  • Memerlukan waktu yang lebih lama. Dalam melaksanakan model jigsaw, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesi kelompok ahli dan kembali ke kelompok asal membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.
  • Meningkatkan beban kerja bagi guru. Dalam model jigsaw, guru harus mempersiapkan materi untuk setiap kelompok dan memastikan kolaborasi yang baik antar anggota kelompok, sehingga meningkatkan beban kerja guru.
  • Memerlukan kelompok yang heterogen. Untuk mencapai tujuan jigsaw, kelompok yang terbentuk harus terdiri dari siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini bisa menjadi tantangan jika terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan siswa.

FAQ tentang Model Pembelajaran Jigsaw

1. Apa yang membedakan model pembelajaran jigsaw dengan metode pembelajaran lainnya?

Model pembelajaran jigsaw berbeda dengan metode pembelajaran lainnya karena dalam jigsaw, setiap anggota kelompok memiliki peran yang penting dalam memahami materi dan saling membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Apakah model pembelajaran jigsaw hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu saja?

Tidak, model pembelajaran jigsaw dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan tingkat pendidikan. Namun, penyesuaian terhadap konten dan sumber belajar yang diberikan perlu dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Berapa jumlah anggota kelompok yang ideal dalam model pembelajaran jigsaw?

Jumlah anggota kelompok yang ideal dalam model jigsaw adalah 4 hingga 6 orang. Dalam kelompok tersebut, terdapat keragaman kemampuan dan latar belakang siswa untuk mendukung kolaborasi dan pembelajaran bersama.

4. Apakah model pembelajaran jigsaw cocok untuk semua tingkat kemampuan siswa?

Ideally, model pembelajaran jigsaw cocok untuk semua tingkat kemampuan siswa. Namun, guru perlu memperhatikan keberagaman kemampuan siswa dan memberikan bantuan yang sesuai sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

5. Bagaimana cara mengevaluasi hasil pembelajaran dalam model jigsaw?

Evaluasi dalam model pembelajaran jigsaw dapat dilakukan melalui tes yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam konteks yang berbeda, observasi partisipasi siswa dalam sesi kelompok ahli, dan penilaian terhadap kerja sama dan kolaborasi dalam kelompok.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, telah dijelaskan mengenai model pembelajaran jigsaw. Model ini adalah metode pembelajaran kooperatif yang melibatkan kolaborasi, tanggung jawab individu, dan saling membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Meskipun memiliki kelebihan seperti meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan keterampilan sosial, model jigsaw juga memiliki kekurangan seperti memerlukan waktu yang lebih lama dan meningkatkan beban kerja bagi guru. Namun, dengan penerapan yang tepat dan penyediaan sumber belajar yang memadai, model pembelajaran jigsaw dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Jika Anda tertarik untuk mencoba model pembelajaran ini, segera terapkanlah dalam kelas Anda dan saksikan hasilnya. Selamat mencoba!

Hamal
Selamat datang di dunia ilmu dan inspirasi. Saya adalah guru yang suka menulis. Bersama, mari kita merajut pemahaman dan menebar inspirasi melalui kata-kata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *