Contents
Pemberian harta atau hibah menjadi salah satu praktik yang memiliki nilai penting dalam agama Islam. Hibah bukanlah hal yang asing bagi umat Muslim, namun sering kali konsep ini serba samar bagi banyak orang. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa ayat dan hadits yang berkaitan dengan hibah, dengan harapan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep ini.
1.
Ayat Al-Quran tentang Hibah
Salah satu ayat yang sering dikutip berkaitan dengan hibah adalah dalam Surat Al-Baqarah ayat 177. Ayat tersebut menyatakan bahwa kebajikan bukanlah sekadar menghadapkan wajahmu ke arah timur atau barat, melainkan pemberian harta (yang diridhai Allah) kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya, kepada anak-anak yatim, kepada orang miskin, kepada orang yang sedang dalam perjalanan, kepada orang yang meminta-minta, serta untuk (memerdekakan) hamba sahaya. Ayat ini menegaskan pentingnya memberikan harta dalam rangka kebajikan dan memperhatikan mereka yang membutuhkan.
2.
Hadits tentang Hibah
Rasulullah SAW juga menyampaikan beberapa hadits yang berkaitan dengan hibah. Salah satu hadits yang populer adalah hadits riwayat Abu Hurairah, yang menyatakan bahwa “Seseorang yang memberikan hadiah kepada saudaranya, baik berupa benda maupun kepercayaan, maka tidak akan hilang pahalanya meskipun hanya setetes darah sari kurma.” Dalam hadits tersebut, Rasulullah memberikan penekanan bahwa pemberian hibah memiliki nilai yang besar di sisi Allah, walaupun nilainya sangat kecil.
3.
Hikmah di Balik Hibah
Pemberian hibah memiliki tujuan mulia, antara lain untuk mengurangi kesenjangan sosial, meringankan beban orang-orang yang membutuhkan, serta membantu mereka yang sedang dalam kesulitan. Prinsip-prinsip seperti keikhlasan, ketulusan, dan cinta kasih tercermin dalam konsep hibah. Melalui hibah, orang dapat saling bertautan dalam ukhuwah Islamiah, persaudaraan Islami dalam kasih sayang yang lahir dari hati yang ikhlas.
Dengan memahami ayat dan hadits tentang hibah, kita dapat lebih menghargai pentingnya memberikan dan menerima harta dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama. Selain itu, pemahaman yang lebih dalam tentang hibah juga akan memberikan manfaat dari sisi pencarian keberkahan dalam hidup kita.
Namun, penting untuk diingat bahwa hibah bukanlah alat untuk mendapatkan pujian atau imbalan duniawi. Hibah yang ikhlas haruslah murni dari niat baik, tanpa mengharapkan balasan apapun kecuali ridha Allah SWT semata.
Sebagai umat Muslim, adalah penting bagi kita untuk memperoleh pemahaman yang utuh mengenai apa yang diungkapkan dalam Al-Quran dan hadits. Dengan demikian, kita akan dapat mengambil manfaat maksimal dari hikmah dan petunjuk agama tersebut.
Ayat dan Hadits tentang Hibah
Ayat dan hadits tentang hibah adalah beberapa petunjuk dan nasehat dari Al-Qur’an dan Hadits yang memberikan panduan mengenai praktik hibah dalam Islam. Hibah merupakan transfer kekayaan sukarela dari satu pihak kepada pihak lain tanpa harapan pengembalian. Dalam Islam, hibah dianggap sebagai salah satu bentuk amal yang dianjurkan dan diperintahkan oleh agama.
Ayat tentang Hibah
Al-Qur’an mengandung beberapa ayat yang menyebutkan tentang hibah, di antaranya:
1. Surah Al-Baqarah ayat 177
“Bukanlah memalingkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat, Kitab, dan Nabi-nabi, dan memberikan hartanya dengan ikhlas kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat (fitrah dan harta) “.
2. Surah Al-Baqarah ayat 180
“Kutanya kepada mereka: “Bantulah aku dalam berinfak kepada orang-orang miskin, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berinfak.” Bersedekahlah kepada orang-orang papa yatim dan kepada orang-orang miskin dan kepada orang-orang yang diperintahkan (membawa perintah Kristen) oleh Rasul itu, dan agar kamu tidak membelanjakan kejemuan itu kepada orang-orang yang kaya di antara kamu. Apakah kamu berusaha memperoleh kebaikan di sisi Allah, sedang di antara kamu ada orang-orang yang berbuat zalim?”
3. Surah Al-Baqarah ayat 215
“Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta berinfak dari rezki yang telah diberikan-Nya kepadanya, dengan ikhlas benar-benar, dan yang tidak (mengharapkan) balasan luirnya redha kepada Allah dan mendapat ganjaran yang baik dari Rabb-nya. Mereka sekali-kali tidak menjadi takut dan tidak (pula) bersedih hati.”
Hadits tentang Hibah
Hadits juga memberikan penjelasan mengenai hibah dalam Islam, beberapa hadits tentang hibah antara lain:
1. Hadits Riwayat Bukhari
“Barangsiapa yang memberikan sebuah hibah kepada seseorang, dia tidak boleh menghidupi dirinya dengan hibah tersebut, ini tidak boleh karena diluar kebutuhan, dan juga tidak boleh bagi orang yang memberikan agar menuntut balasan.”
2. Hadits Riwayat Muslim
“Barangsiapa yang menghadiahkan hibah kepada seseorang, seolah-olah dia telah melakukan perbuatan paling baik dan terpuji. Agar hibahnya diterima dengan baik dan pemberi mendapat pahala”
3. Hadits Riwayat Baihaqi
“Sesungguhnya hibah tidak bisa diberikan jika telah ada hutang. Hal ini untuk mencegah kerugian atau kejahatan “
Cara Ayat dan Hadits tentang Hibah
Hibah merupakan tindakan sukarela untuk memberikan harta kepada orang lain tanpa harapan pengembalian. Berikut adalah beberapa langkah tentang cara melakukan hibah dengan mengikuti petunjuk ayat dan hadits tentang hibah:
1. Kunjungi Ahli Hukum Islam
Sebelum melakukan hibah, penting untuk berkonsultasi dengan seorang ahli hukum Islam yang kompeten untuk memahami persyaratan dan tata cara hibah dalam Islam. Ahli hukum akan memberikan pedoman yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
2. Tetapkan Tujuan Hibah
Setelah berkonsultasi dengan ahli hukum, tentukanlah tujuan dari hibah tersebut. Apakah hendak memberikan harta kepada keluarga, anak yatim, orang miskin, atau lembaga amal tertentu. Tetapkan juga jumlah dan jenis harta yang akan dihibahkan.
3. Sertakan Kesungguhan dan Kehendak
Salah satu syarat hibah dalam Islam adalah adanya kesungguhan dan kehendak dari pihak yang menghibahkan harta. Pastikan bahwa hibah diberikan dengan ikhlas dan bukan karena paksaan atau tekanan dari pihak lain.
4. Hindari Sifat Merendahkan atau Menghina
Saat melakukan hibah, hindarilah sifat merendahkan atau menghina pihak penerima hibah. Hibah harus diberikan dengan hati yang lapang dan penuh rasa hormat terhadap penerima.
5. Tidak Menuntut Balasan
Sesuai dengan hadits yang telah disebutkan sebelumnya, saat melakukan hibah, pemberi tidak boleh menuntut balasan apapun dari penerima. Hibah harus diberikan tanpa harapan pengembalian atau imbalan.
6. Lakukan dengan Ikhlas
Seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 177, harta yang dihibahkan kepada orang lain harus diberikan dengan ikhlas dan niat yang tulus karena Allah SWT. Hibah harus diberikan sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada-Nya.
7. Sesuaikan dengan Kemampuan
Dalam melakukan hibah, penting untuk memperhitungkan kemampuan finansial sendiri. Hibahkanlah harta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak melebihi batas kemampuan sehingga tidak memberatkan pihak pemberi hibah di kemudian hari.
FAQ Hibah
Q: Apakah hibah hanya berlaku untuk harta berupa uang saja?
A: Tidak, hibah dalam Islam dapat berupa harta yang dapat ditransfer ke pihak penerima. Misalnya, properti, perhiasan, kendaraan, atau aset lainnya.
Q: Siapa yang berhak menerima hibah dalam Islam?
A: Hibah dalam Islam dapat diberikan kepada berbagai pihak seperti keluarga, anak yatim, orang miskin, atau lembaga amal tertentu. Namun, ada pula ketentuan yang harus diperhatikan sesuai dengan hukum Islam.
Q: Bisakah hibah dibatalkan setelah diberikan?
A: Dalam hukum Islam, hibah tidak dapat dibatalkan setelah diberikan, kecuali dengan persetujuan penerima. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan matang-matang sebelum melakukan hibah.
Kesimpulan
Ayat dan hadits tentang hibah memberikan panduan bagi umat Islam dalam melakukan hibah dengan benar. Melalui hibah, umat Islam dapat berbagi kekayaan dengan pihak yang membutuhkan secara sukarela dan tanpa harapan pengembalian. Penting untuk mengikuti prinsip-prinsip dan petunjuk yang terdapat dalam ayat dan hadits tentang hibah, seperti melakukan hibah dengan ikhlas, tidak menuntut balasan, dan mempertimbangkan kemampuan finansial sendiri. Dengan melaksanakan hibah sesuai dengan ajaran Islam, diharapkan umat Islam dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan saling membantu.
Bagi Anda yang memiliki kelebihan rezeki, berikanlah hibah kepada yang membutuhkan sebagai wujud kebaikan dan ibadah kepada Allah SWT. Dengan melakukan hibah, Anda tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari-Nya. Segera lakukan tindakan nyata dengan memberikan hibah dan berikan dampak positif bagi kehidupan orang lain.