Contents
Untuk kalian para pelaku bisnis, tentunya Anda yang baru terjun ke dunia bisnis. Dari sekian banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mejalankan bisnis. Seorang pelaku bisnis tentunya wajib memperhatikan pembukuan perusahaan yang dijalankan. Mengapa? Agar rekam jejak perusahaan secara finansial tercatat dan bisa berkembang di pasar yang kamu tuju. Berikut langkah dasar yang akan mempermudah kalian dalam melakukan pembukuan perusahaan Anda.
- Mengumpulkan dan menganalisa bukti transaksi
Proses awal pembukuan dimulai dari pengumpulan bukti-bukti transaksi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Bukti transaksi berbentuk bermacam-macam, mulai dari kwitansi, wesel, akte, surat perjanjian, dan lain sebagainya. Setelah semua bukti dikumpulkan, Anda harus menganalisa bukti transaksi yang ada. Analisa dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada bukti yang melanggar atau validnya sebuah transaksi.
Misalkan Anda mempunyai usaha toko kelontong. Maka bukti transaksi yang perlu kamu kumpulkan adalah struk pembelian barng-barang yang akan kamu jual kembali, bukti pembayaran listrik, bukti kontrak toko, dan lain lain. setelah itu, analisa lagi semua struk yang terkumpul, apakah benar semua bukti pembayaran terkumpul terkait dengan usaha Anda.
- Membuat jurnal transaksi
Transaksi telah dianalisa lalu masuk ke proses pencatatan ke dalam jurnal transaksi. Proses ini dapat dilakukan setiap ada transaksi baru, atu bisa juga dilakukan secara sekaligus dalam rentang waktu tertentu. Namun, untuk menghindari kesalahan atau terlewatnya suatu transaksi, lebih baik jika langsung menulisnya setiap ada transaksi baru.
Informasi yang ada di dalam jurnal transaksi meliputi:
- Tanggal transaksi
- Nomor bukti transaksi yang tertera di bukti transaksi
- Akun yang digunakan dalam transaksi
- Keterangan tambahan transaksi
- Debet
- Kredit
- Saldo =
- Memindahkan transaksi ke buku besar
Setelah jurnal transaksi dibuat, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memindahkan transaksi kedalam buku besar. Dalam pemindahan ini, yang paling penting adalah memisahkan jenis-jenis transaksi yang telah terjadi ke kategori-kategori tertentu, apakah itu transaksi terkait hutang, piutang, kas , atau pembayaran. Buku besar atau biasa disebut General Ledger berfungsi untuk memisahkan jenis-jenis transaksi tersebut.
- Membuat neraca percobaan
Neraca percobaan dilakukan di akhir suatu rentang waktu tertentu. Neraca ini dibuat untuk membantu proses penutupan buku. Proses ini dilakukan untuk memastikan keseimbangan nilai akun debit sama dengan jenis akun kredit. Jadi, saldo-saldo yang tertulis di kategori debit akan dijumlahkan dan disamakan dengan jumlah saldo-saldo yang ada di kategori kredit.
Bagaimana jika setelah dijumlahkan, hasil yang keluar tidak sama? Tentunya perlu diperhatikan lagi dari awal apa yang salah dalam pencatatan. Biasanya terjadi transaksi yang belum tercatat atau transaksi yang diperhitungkan secara salah. Terkadang, ada beberapa transaksi yang harusnya masuk ke kategori debet malah masuk ke kategori kredit. Dibutuhkan ketelitian dalam melihat kesalahan-kesalahan kecil seperti ini.
- Membuat laporan keuangan
Tahap terakhir dari proses pembukuan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari empat jenis, yakni:
- Laporan Laba Rugi, berisikan laporan keuntungan dan kerugian bersih perusahaan dalam periode tersebut.
- Neraca, laporan posisi keuangan perusahaan sebelum dan sesudah usaha dijalankan.
- Laporan Arus Kas, aliran kas keluar masuk dalam periode tersebut.
- Laporan Perubahan Ekuitas/Modal, melaporkan perubahan modal pemilik dari awal sampai akhir masa penlisan pembukuan.
Tidak sulit, bukan? Sudah banyak pelaku bisnis yang menerapkan sistem pembukuan seperti ini. pun di zaman serba modern ini, semakin mudah untuk menuliskan pembukan lewat berbagai aplikasi pembantu yang bisa diunduh secara bebas di internet. Jika kamu sudah mengetahui langkah membuat pembukuan untuk perusahaan Anda, tentu usaha Anda bisa berkembang kearah yang lebih baik lagi. Selamat mencoba!