Contents
Pekan lalu, saat aku sedang sibuk mengecek berita terbaru di mesin pencari favoritku, tiba-tiba sebuah ayat dari kitab Matius menarik perhatianku. Ya, Matius 25:31-46. Ini adalah salah satu kisah paling menarik dan menggugah dalam Kitab Suci yang secara tak terduga membuatku melihat dunia dengan mata baru.
Inilah ceritanya: “Ketika Anak Manusia datang sebagai Raja, disembah oleh semua bangsa, Ia akan duduk di atas takhta-Nya yang mulia. Segala bangsa akan dihadapkan padanya, dan Ia akan memisahkan mereka, satu dari yang lain, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.”
Terus terang, pembacaan awal itu membuatku merasa agak bingung. Apakah ini tentang serangkaian peternakan yang eksotis atau kisah kepala domba yang berteriak memanggil semua makhluk hidup di sekitarnya? Namun, saat aku membaca lebih lanjut, aku menyadari bahwa Matius ingin menyampaikan pesan yang lebih dalam dan berarti.
Dia melanjutkan, “Kemudian Raja akan berkata kepada mereka di sebelah kanan-Nya, ‘Datanglah, kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagi kamu sejak dunia dijadikan. Sebab kamu memberi makan Aku ketika Aku lapar, memberi minum Aku ketika Aku haus, mengajak Aku masuk ketika Aku tanpa tempat tinggal, menyambut Aku ketika Aku telanjang, mengunjungi Aku ketika Aku sakit, dan menjenguk Aku ketika Aku di penjara.’”
Ah, begitu. Matius ingin mengajak kita semua untuk tidak mengabaikan orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita. Ternyata, melalui ayat-ayat ini, kita dapat memahami pentingnya kasih sayang dan perhatian terhadap sesama.
Melalui kisah ini, Matius juga ingin mengajarkan nilai-nilai semangat saling membantu dan perhatian dalam hidup kita sehari-hari. Ia menutup ceritanya dengan menyatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu perbuat untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu perbuat untuk Aku.”
Ini adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya pengabdian dan perhatian kepada sesama manusia. Kita mungkin sering terjebak dalam kehidupan sibuk kita, tetapi bacalah cerita ini dan tanyakan kepada diri sendiri: Apakah kita berbuat sesuatu untuk membantu orang lain, atau kamu hanya fokus pada kepentingan diri sendiri?
Jadi, mari kita belajar dari cerita Matius 25:31-46 ini. Mari kita memastikan bahwa kita selalu peduli dan siap membantu mereka yang berada di sekitar kita. Karena, bukankah hidup ini lebih berarti saat kita dapat menjadi berkat bagi sesama?
Sekarang, saat aku mengeklik kembali ke halaman pencarian, aku melakukannya dengan pikiran yang lebih terang dan hati yang lebih terbuka. Terima kasih kepada Matius, aku sekarang dapat melihat dunia dengan mata baru, cahaya yang harapanku dapat kusebarkan pada orang lain. Mari kita menjadikan kasih dan kebaikan sebagai panduan kita dalam hidup ini.
Apa itu Matius 25:31-46?
Matius 25:31-46 adalah sebuah bagian dalam Injil Matius yang menggambarkan perkataan Yesus mengenai Penghakiman Terakhir. Dalam bagian ini, Yesus menjelaskan bagaimana Ia akan memisahkan umat-Nya menjadi dua kelompok, yaitu domba-domba-Nya dan kambing-kambing-Nya, berdasarkan perbuatan mereka selama hidup di dunia ini.
Penjelasan Matius 25:31-46
Matius 25:31-46 merupakan salah satu perumpamaan yang diberikan oleh Yesus kepada para murid-Nya. Dalam perumpamaan ini, Yesus menggunakan gambaran domba dan kambing untuk melambangkan dua kelompok orang. Kelompok domba melambangkan orang-orang yang melakukan perbuatan baik, sementara kelompok kambing melambangkan orang-orang yang tidak melakukan perbuatan baik.
Kelompok Domba
Yesus menggambarkan domba-domba sebagai kelompok orang yang memberikan makanan kepada orang yang lapar, memberikan minuman kepada orang yang haus, memberi perlindungan kepada orang yang telanjang, menjamu orang asing, mengunjungi orang yang sakit, dan mengunjungi orang yang dipenjara. Yesus berkata bahwa setiap kali mereka melakukan hal ini kepada saudara-saudara-Nya yang paling kecil, mereka melakukannya juga kepada-Nya sendiri.
Kelompok Kambing
Di sisi lain, Yesus menggambarkan kambing-kambing sebagai kelompok orang yang tidak melakukan perbuatan baik kepada saudara-saudara-Nya yang paling kecil. Mereka tidak memberikan makanan kepada orang yang lapar, tidak memberikan minuman kepada orang yang haus, tidak memberikan perlindungan kepada orang yang telanjang, tidak menjamu orang asing, tidak mengunjungi orang yang sakit, dan tidak mengunjungi orang yang dipenjara. Yesus berkata bahwa setiap kali mereka tidak melakukan hal ini kepada saudara-saudara-Nya yang paling kecil, mereka juga tidak melakukannya kepada-Nya sendiri.
Cara Matius 25:31-46 Diterapkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Matius 25:31-46 memberikan pengajaran yang penting mengenai perlunya melakukan perbuatan baik kepada sesama. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa kita akan dihakimi berdasarkan perbuatan kita terhadap orang lain, terutama mereka yang berada dalam kebutuhan.
1. Memberikan Pelayanan kepada Orang yang Membutuhkan
Perumpamaan ini mengajarkan pentingnya memberikan makanan, minuman, dan perlindungan kepada orang yang membutuhkan. Kita diberi tugas untuk membantu mereka yang lapar, haus, dan telanjang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan ajaran ini dengan melakukan kebaikan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti memberikan sumbangan makanan kepada lembaga amal, mendukung program-program pemberian air bersih di daerah terpencil, atau menyumbangkan pakaian kepada orang yang tidak mampu.
2. Memberikan Kasih dan Perhatian kepada Sesama
Perumpamaan ini juga mengajarkan pentingnya memberi kasih dan perhatian kepada sesama. Kita diingatkan untuk menjamu orang asing, mengunjungi orang yang sakit, dan mengunjungi orang yang dipenjara. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan ajaran ini dengan menjadi sukarelawan di lembaga sosial atau rumah sakit, melakukan kunjungan kepada orang-orang yang sedang dalam kondisi sakit atau mengalami kesulitan, atau memberikan dukungan kepada narapidana untuk membantu mereka mendapatkan kesempatan kedua setelah bebas.
FAQ tentang Matius 25:31-46
1. Apakah perumpamaan ini mengajarkan bahwa kita hanya perlu melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan keselamatan?
Tidak, perumpamaan ini bukan berarti bahwa kita hanya perlu melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah anugerah dari Allah dan diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus. Namun, perumpamaan ini mengajarkan bahwa iman yang hidup akan diikuti oleh perbuatan baik kepada sesama sebagai bukti dari iman tersebut.
2. Apakah kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain dapat menghapus dosa kita?
Tidak, perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain tidak dapat menghapus dosa kita. Hanya melalui pengampunan dosa oleh Yesus Kristus, kita dapat mendapatkan penghapusan dosa dan hidup yang kekal. Perbuatan baik adalah tanggapan kita atas anugerah kasih Allah dan bukan sebagai cara untuk membayar dosa kita.
3. Apakah perumpamaan ini berarti kita harus membantu setiap orang yang membutuhkan?
Perumpamaan ini mengajarkan pentingnya membantu sesama, tetapi tidak berarti kita harus membantu setiap orang yang membutuhkan secara langsung. Kita dapat membantu dengan caranya masing-masing, seperti mendukung lembaga amal atau organisasi yang fokus pada pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Penting untuk mendengarkan panggilan hati dan menggunakan kebijaksanaan dalam memberikan bantuan kepada sesama.
Kesimpulan
Matius 25:31-46 mengajarkan pentingnya melakukan perbuatan baik kepada sesama sebagai respons atas kasih Allah yang telah kita terima. Perumpamaan ini mengingatkan kita untuk memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan dan memberikan kasih serta perhatian kepada sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan ajaran ini dengan memberikan makanan, minuman, dan perlindungan kepada orang yang membutuhkan, serta menjamu orang asing, mengunjungi orang yang sakit, dan mengunjungi orang yang dipenjara. Dengan melakukan hal ini, kita berpartisipasi dalam membangun Kerajaan Allah di dunia ini.