Model Pembelajaran Scaffolding Adalah… Menolong Guru Jadi Dokter Bangunan!

Posted on

Siapa bilang guru hanya mengajar di kelas? Mereka juga bisa menjadi dokter bangunan, lho! Bagaimana caranya? Jawabannya adalah dengan model pembelajaran yang disebut “scaffolding”. Jadi, jika Anda ingin menjadi guru hebat, dengarkanlah cerita tentang model pembelajaran yang luar biasa ini.

Jadi, apa sebenarnya model pembelajaran scaffolding itu? Model ini sebenarnya mirip dengan konsep scaffolding dalam dunia konstruksi. Ketika seorang tukang bangunan ingin membangun gedung tinggi, mereka membutuhkan kerangka penyangga yang kuat untuk membantu mereka mencapai bagian-bagian yang sulit dijangkau. Nah, dalam pembelajaran, model scaffolding ini sama seperti itu.

Dalam model ini, guru bertindak sebagai “dokter bangunan” yang membantu siswa mencapai potensi penuh mereka. Mereka memberikan panduan, dukungan, dan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan dalam belajar. Dengan kata lain, guru memberikan “penyangga” atau “tangga” untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Misalnya, jika siswa sedang belajar matematika dan mereka kesulitan memahami rumus-rumus yang rumit, guru dapat memberikan contoh-contoh sederhana atau panduan langkah demi langkah. Guru juga dapat memberikan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban sendiri. Dengan melakukan ini, siswa secara bertahap dapat membangun pemahaman yang kuat dan mandiri.

Tentu saja, model pembelajaran scaffolding bukan tentang memberikan jawaban langsung kepada siswa. Ini adalah tentang membantu mereka menemukan jawaban mereka sendiri melalui panduan dan dukungan yang tepat. Guru tidak hanya memberi makan ikan kepada siswa, tetapi mereka membantu siswa belajar cara memancing!

Model pembelajaran scaffolding juga efektif karena berfokus pada kemajuan individu siswa. Dalam pembelajaran tradisional, guru mengajar dengan satu pendekatan yang sama untuk semua siswa. Namun, dalam model ini, guru menyesuaikan instruksi mereka sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keterampilan masing-masing siswa. Ini memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan tantangan yang sesuai dengan kemampuannya.

Pada akhirnya, model pembelajaran scaffolding adalah tentang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa. Ini memberi mereka kepercayaan diri dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi mandiri dalam belajar. Sebagai guru, tugas haruslah menjadi “dokter bangunan” yang terampil, siap membantu siswa membangun pondasi pengetahuan mereka.

Jadi, jika Anda ingin menjadi guru yang hebat, jadilah seorang “dokter bangunan” dengan mengadopsi model pembelajaran scaffolding ini. Bantu siswa Anda mencapai ketinggian tertinggi, langit bukanlah batasan!

Apa Itu Model Pembelajaran Scaffolding?

Model pembelajaran scaffolding adalah pendekatan pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa dalam menguasai keterampilan baru dengan memberikan dukungan yang terstruktur. Dalam model ini, guru akan memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa secara bertahap, seiring dengan peningkatan kemampuan mereka. Proses tersebut mirip dengan penggunaan perancah (scaffold) dalam membangun bangunan, yang memberikan dukungan sementara untuk memungkinkan pekerja mencapai tingkat tinggi dalam proses konstruksi.

Cara Mempraktikkan Model Pembelajaran Scaffolding

Pada model pembelajaran scaffolding, terdapat beberapa langkah yang dapat diikuti untuk membantu siswa dalam belajar:

1. Penyajian Tugas: Guru akan memperkenalkan tugas kepada siswa secara jelas dan terperinci. Mereka akan menjelaskan tujuan, petunjuk, dan harapan yang berkaitan dengan tugas tersebut.

2. Dukungan Awal: Guru akan memberikan bimbingan awal kepada siswa untuk membantu mereka memahami konsep atau keterampilan yang akan dipelajari. Hal ini biasanya dilakukan melalui pemodelan atau demonstrasi.

3. Bantuan Progresif: Guru akan memberikan bantuan tambahan kepada siswa saat mereka mulai melaksanakan tugas. Bantuan tersebut berada di antara apa yang disediakan dalam dukungan awal dan apa yang diharapkan siswa lakukan sendiri.

4. Penarikan Dukungan: Guru akan secara bertahap mengurangi dukungan mereka saat siswa semakin menguasai keterampilan atau konsep yang dipelajari. Tujuannya adalah memberikan siswa kesempatan untuk melaksanakan tugas secara mandiri.

5. Evaluasi: Setelah siswa menyelesaikan tugas, guru akan melakukan penilaian untuk memahami sejauh mana siswa telah menguasai keterampilan atau konsep tersebut. Hasil penilaian ini dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa atau untuk mengarahkan pembelajaran selanjutnya.

Tips dalam Menggunakan Model Pembelajaran Scaffolding

1. Kenali Siswa: Penting untuk mengetahui kemampuan, kebutuhan, dan minat individual siswa. Hal itu akan membantu dalam memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

2. Bertahap dan Terstruktur: Pastikan dukungan yang diberikan berjalan secara bertahap dan terstruktur. Mulailah dengan memberikan bantuan yang lebih intensif dan perlahan kurangi dukungan seiring dengan peningkatan kemampuan siswa.

3. Monitoring dan Feedback: Perhatikan kemajuan siswa secara rutin dan berikan umpan balik yang konstruktif. Hal ini akan membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta memperbaiki kualitas pembelajaran mereka.

4. Kustomisasi Dukungan: Setiap siswa memiliki kebutuhan dan preferensi belajar yang berbeda. Sesuai dengan hal tersebut, penting untuk mengkustomisasi dukungan yang diberikan agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

5. Memotivasi: Berikan penghargaan dan penguatan positif kepada siswa ketika mereka berhasil mencapai target pembelajaran. Hal ini akan memotivasi mereka untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka.

Kelebihan Model Pembelajaran Scaffolding

1. Membantu Siswa yang Lebih Lemah: Dengan menyediakan dukungan yang terstruktur, model pembelajaran scaffolding dapat membantu siswa yang memiliki kesulitan dalam memahami konsep atau keterampilan tertentu.

2. Mengembangkan Kemandirian: Dalam proses penarikan dukungan, siswa diajak untuk menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan tugas. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian siswa dalam belajar.

3. Mendorong Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan memberikan bantuan dan dukungan yang tepat, siswa dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep atau keterampilan yang dipelajari.

4. Mengurangi Tingkat Frustrasi: Dengan mendapatkan dukungan yang sesuai, siswa dapat mengatasi kesulitan belajar dengan lebih baik. Hal ini dapat mengurangi tingkat frustrasi yang mungkin dialami siswa.

5. Menyediakan Umpan Balik yang Terarah: Model pembelajaran scaffolding memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang terarah dan konstruktif kepada siswa, sehingga mereka dapat memahami kekuatan dan kelemahan dalam pembelajaran mereka.

Kekurangan Model Pembelajaran Scaffolding

1. Menghabiskan Waktu yang Lebih Lama: Penerapan model pembelajaran scaffolding membutuhkan waktu yang lebih lama karena melibatkan dukungan dan bimbingan yang intensif kepada setiap siswa.

2. Membutuhkan Guru yang Terlatih: Guru yang akan menerapkan model pembelajaran scaffolding perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memberikan dukungan terstruktur kepada siswa.

3. Kurang Efektif untuk Siswa yang Cepat Tanggap: Model pembelajaran ini mungkin kurang efektif bagi siswa yang lebih cepat dalam menguasai konsep atau keterampilan tertentu, karena mereka mungkin merasa terhambat oleh tingkat dukungan yang lebih rendah.

4. Ketergantungan pada Guru: Model pembelajaran scaffolding membutuhkan kehadiran guru yang terus menerus dalam memberikan dukungan kepada siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa bergantung pada guru dalam proses pembelajaran.

5. Tidak Cocok untuk Materi yang Kompleks: Model ini mungkin tidak efektif ketika diterapkan pada materi pembelajaran yang sangat kompleks atau abstrak, karena dukungan yang diberikan mungkin tidak cukup untuk membantu siswa menguasai materi tersebut.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apakah model pembelajaran scaffolding hanya dapat diterapkan di dalam kelas?

Tidak, model pembelajaran scaffolding dapat diterapkan di berbagai konteks pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas seperti pada kegiatan praktikum, ekskursi, atau proyek-proyek di luar sekolah.

2. Berapa lama proses scaffolding akan berlangsung?

Proses scaffolding akan berlangsung sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan siswa. Tidak ada waktu yang sudah ditentukan secara pasti, karena setiap siswa akan mengalami proses pembelajaran yang berbeda-beda.

3. Apa perbedaan antara scaffolding dan tutor personal?

Perbedaan utamanya terletak pada tingkat bimbingan yang diberikan. Dalam scaffolding, guru memberikan dukungan secara bertahap dan terstruktur, sedangkan dalam tutor personal, bimbingan diberikan secara intensif dan personal kepada satu siswa.

4. Apakah model pembelajaran scaffolding bisa digunakan untuk semua mata pelajaran?

Iya, model pembelajaran scaffolding dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, baik itu matematika, bahasa, sains, atau seni.

5. Bisakah siswa yang sudah mahir menggunakan model pembelajaran scaffolding?

Siswa yang sudah mahir dapat tetap menggunakan model pembelajaran scaffolding, namun tingkat dukungan yang diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan mereka agar tetap relevan dan membantu dalam memperdalam pemahaman mereka.

Kesimpulan

Model pembelajaran scaffolding adalah pendekatan yang efektif dalam membantu siswa menguasai keterampilan atau konsep baru. Dengan memberikan dukungan yang terstruktur dan bertahap, siswa dapat mengembangkan kemandirian, memahami konsep secara mendalam, dan mengatasi kesulitan belajar dengan lebih baik. Namun, penerapan model ini membutuhkan waktu dan tenaga, serta keahlian dari guru. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mempelajari dan menguasai teknik-teknik scaffolding yang tepat dalam memfasilitasi pembelajaran siswa. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat mencapai pembelajaran yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Jika Anda adalah seorang pendidik, hal ini mendorong Anda untuk mulai menerapkan model pembelajaran scaffolding dalam praktik mengajar Anda. Jangan takut mencoba dan beradaptasi dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa Anda. Dengan memberikan dukungan yang tepat, Anda dapat membantu siswa mencapai potensinya yang terbaik dan tumbuh menjadi pembelajar yang mandiri.

Ghaziya
Guru yang tak hanya mengajar, tetapi juga menulis. Di sini, kita membangun ilmu dan merajut pemahaman melalui tulisan-tulisan yang memberikan wawasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *