Model Pembelajaran Talking Stick dan Langkah-Langkahnya: Berbicara dengan Asyik dan Bermakna!

Posted on

Contents

Model pembelajaran talking stick telah lama digunakan sebagai alat efektif untuk meningkatkan interaksi antara peserta didik dalam kelas. Tidak hanya meningkatkan komunikasi, tetapi juga memberi ruang bagi setiap individu untuk berpartisipasi secara aktif. Mari kita menggali lebih dalam tentang model pembelajaran yang menarik ini, dan mengeksplorasi langkah-langkahnya dengan santai.

Begitu pentingnya komunikasi dalam pembelajaran, model ini menjadi solusi yang menarik untuk mengatasi tantangan di dalam kelas. Talking stick adalah semacam tongkat kecil yang digunakan sebagai simbol “izin berbicara”. Satu-satunya orang yang boleh berbicara adalah yang memegang tongkat ini. Konsepnya sederhana, tapi manfaatnya sangat besar!

Langkah pertama dalam menggunakan model pembelajaran talking stick adalah membentuk lingkaran, di mana setiap siswa duduk dengan posisi yang sama penting. Lingkaran ini menjadi perwujudan kesetaraan dan memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk berpartisipasi tanpa merasa diintimidasi.

Selanjutnya, guru akan memberikan suatu pertanyaan atau topik yang relevan dengan materi pelajaran kepada siswa. Pertanyaan ini memicu diskusi sekaligus membantu peserta didik memfokuskan opini mereka tentang topik yang sedang dibahas. Saat tongkat talking stick diberikan kepada siswa pertama, mereka mengemukakan pendapat atau argumen mereka.

Setelah itu, siswa yang mendapatkan talking stick harus dengan tekun dan penuh perhatian melanjutkan pembicaraan dengan menyampaikan pandangan mereka. Sementara mereka berbicara, siswa lain harus mendengarkan dengan seksama dan menunjukkan rasa hormat terhadap pendapat yang diungkapkan. Pendengar juga diberi kesempatan untuk menanggapi setelah si pemegang tongkat selesai berbicara.

Model pembelajaran talking stick mendorong siswa untuk berbicara dengan santai dan mengungkapkan pendapat mereka secara terstruktur. Kebebasan berbicara yang diberikan kepada semua siswa membangkitkan rasa percaya diri mereka dan mengurangi rasa takut untuk berbicara di depan umum.

Dalam proses ini, guru sebagai fasilitator berperan penting. Mereka harus dapat mengatur waktu dengan bijak, menjaga keterlibatan setiap siswa, dan memfasilitasi diskusi sehingga tetap berjalan sesuai tujuan pembelajaran.

Saat model pembelajaran talking stick diterapkan secara konsisten, interaksi yang terjadi di dalam kelas menjadi lebih intens dan bermakna. Lebih dari itu, peserta didik akan mampu mengasah kemampuan berbicara di depan umum, kemampuan mendengarkan, serta kemampuan berpikir kritis.

Jadi, jika Anda guru yang tengah mencari cara menarik untuk meningkatkan komunikasi di dalam kelas, cobalah model pembelajaran talking stick ini. Dalam suasana santai yang penuh kehangatan, siswa akan semakin antusias belajar dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Selamat mencoba!

Apa itu Model Pembelajaran Talking Stick?

Model Pembelajaran Talking Stick adalah salah satu metode pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif dari setiap peserta didik. Model ini menggunakan konsep “baton”, yang biasa digunakan dalam pertemuan formal, sebagai simbol untuk membatasi waktu dan memberikan wewenang berbicara kepada setiap peserta secara adil.

Cara Model Pembelajaran Talking Stick Dilakukan

Pertama-tama, sebelum memulai proses pembelajaran, instruktur atau pemimpin sesi akan membagikan “baton” kepada salah satu peserta. Peserta yang memegang “baton” memiliki wewenang untuk berbicara dan membuat kontribusi selama periode waktu tertentu. Setelah periode waktu tertentu habis, “baton” akan dipindahkan kepada peserta lain secara berurutan. Dalam model ini, setiap peserta diberikan kesempatan yang sama untuk memberikan pendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, atau berbagi pengalaman mereka.

Tips dalam Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick

Untuk menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick dengan efektif, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti:

1. Tetapkan Aturan dan Kejelasan

Saat memulai sesi pembelajaran, pastikan semua peserta memahami aturan dan kejelasan dalam menggunakan “baton”. Mereka harus menyadari bahwa setiap orang harus memberikan waktu dan ruang kepada peserta lain untuk berbicara dengan adil.

2. Memilih Topik yang Relevan

Pilih topik pembelajaran yang relevan dan menarik untuk memperkuat partisipasi dan kontribusi peserta. Topik yang relevan akan meningkatkan minat peserta untuk berbagi pendapat dan pengalaman mereka.

3. Berikan Waktu yang Cukup

Pastikan setiap peserta memiliki waktu yang cukup untuk berbicara dan berbagi. Terlalu sedikit waktu dapat membuat peserta terburu-buru dalam memberikan pendapat, sementara terlalu banyak waktu dapat memakan waktu sesi dan menghambat progress pembelajaran.

4. Tumbuhkan Sikap Empati

Dalam model ini, penting bagi peserta untuk memiliki sikap empati terhadap pendapat dan pengalaman peserta lain. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dan penting untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai pendapat orang lain.

5. Evaluasi dan Tinjau

Setelah sesi pembelajaran selesai, lakukan evaluasi dan tinjau hasil pembelajaran. Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari model ini serta lakukan perbaikan untuk sesi pembelajaran selanjutnya.

Kelebihan Model Pembelajaran Talking Stick

Model Pembelajaran Talking Stick memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Mendorong Partisipasi

Dengan menggunakan model ini, setiap peserta didik diberikan kesempatan yang sama untuk berbicara dan memberikan kontribusi. Hal ini mendorong partisipasi aktif dari setiap peserta dan membangun rasa percaya diri dalam berkomunikasi.

2. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Dalam model ini, peserta didik diajarkan untuk berbicara secara terstruktur dan terorganisasi dalam batas waktu yang ditentukan. Hal ini membantu meningkatkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal.

3. Menghargai Perspektif dan Pendapat Lain

Model Pembelajaran Talking Stick mendorong peserta didik untuk menghargai perspektif dan pendapat orang lain. Dalam proses ini, mereka belajar untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami sudut pandang yang berbeda-beda.

4. Mengembangkan Keterampilan Sosial

Dengan berpartisipasi dalam model ini, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti kemampuan bekerja dalam tim, menghargai perbedaan, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

5. Mendorong Kreativitas dan Inovasi

Dalam pembelajaran yang kolaboratif, peserta didik dapat saling menginspirasi dan membangun ide-ide baru. Model ini mendorong kreativitas dan inovasi dalam mencari solusi bagi masalah yang kompleks.

Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick

Model Pembelajaran Talking Stick juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

1. Memakan Waktu

Proses pembagian waktu dan memindahkan “baton” antara peserta dapat memakan waktu yang cukup lama, terutama jika jumlah peserta didik dalam sesi pembelajaran sangat banyak. Hal ini dapat menghambat progress dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Membutuhkan Fasilitator yang Terampil

Model ini membutuhkan seorang fasilitator yang terampil untuk menjaga keadilan dan keselarasan dalam memberikan kesempatan berbicara kepada peserta. Fasilitator juga harus mampu mengelola waktu dengan baik agar proses pembelajaran efektif.

3. Tidak Cocok untuk Semua Tipe Pembelajar

Tidak semua peserta didik merasa nyaman dalam menggunakan model ini. Beberapa tipe pembelajar mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum berbicara, sementara model ini membatasi waktu yang tersedia untuk setiap peserta.

4. Kemungkinan Blokade Komunikasi

Beberapa peserta didik mungkin merasa canggung atau tidak percaya diri dalam berbicara di depan kelompok. Hal ini dapat mengakibatkan blokade komunikasi dan membuat mereka enggan untuk memberikan pendapat atau kontribusi.

5. Tidak Cocok untuk Konten yang Terlalu Rumit

Model Pembelajaran Talking Stick lebih cocok untuk konten yang relatif sederhana. Jika materi pembelajaran terlalu rumit, peserta mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga model ini tidak efektif.

Langkah-langkah dalam Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick

1. Siapkan “Baton”

Persiapkan “baton” yang akan digunakan dalam sesi pembelajaran. “Baton” dapat berupa benda yang mudah dikenali oleh peserta, seperti tongkat kecil atau benda yang memiliki ciri khas.

2. Tetapkan Aturan dan Kejelasan

Tentukan aturan dan kejelasan dalam menggunakan “baton”. Jelaskan kepada peserta bahwa setiap orang harus memberikan waktu dan ruang kepada peserta lain untuk berbicara dengan adil.

3. Bagikan “Baton”

Bagikan “baton” kepada peserta pertama dan jelaskan bahwa mereka memiliki wewenang untuk berbicara dan memberikan kontribusi selama periode waktu tertentu.

4. Mulai Diskusi

Mulailah sesi diskusi atau pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan atau membagikan topik yang relevan. Peserta yang memegang “baton” dapat memulai dengan memberikan pendapat atau jawaban terlebih dahulu.

5. Pindahkan “Baton”

Setelah periode waktu tertentu habis, peserta yang memegang “baton” harus memindahkannya kepada peserta lain secara berurutan. Pastikan perpindahan “baton” berjalan dengan lancar dan seluruh peserta mendapatkan kesempatan yang sama untuk berbicara.

6. Lanjutkan Proses

Lanjutkan proses diskusi atau pembelajaran dengan membiarkan setiap peserta memiliki kesempatan berbicara sesuai dengan giliran mereka. Pastikan setiap peserta merasa didengar dan dihargai.

FAQ Tentang Model Pembelajaran Talking Stick

1. Apa tujuan utama dari Model Pembelajaran Talking Stick?

Tujuan utama dari Model Pembelajaran Talking Stick adalah untuk memberikan kesempatan yang adil bagi setiap peserta didik untuk berbicara dan memberikan kontribusi dalam sesi pembelajaran.

2. Apa yang membedakan Model Pembelajaran Talking Stick dengan model pembelajaran lainnya?

Model Pembelajaran Talking Stick memiliki perbedaan dengan model pembelajaran lainnya karena memberikan wewenang berbicara secara adil kepada setiap peserta dan mendorong partisipasi aktif dari seluruh peserta.

3. Bisakah model ini diterapkan dalam pembelajaran online?

Ya, Model Pembelajaran Talking Stick juga dapat diterapkan dalam pembelajaran online. Peserta dapat menggunakan fitur “raise hand” atau “mute and unmute” untuk memberikan wewenang berbicara kepada setiap peserta secara bergiliran.

4. Apakah model ini hanya cocok untuk anak-anak atau juga bisa diterapkan pada kelompok dewasa?

Model Pembelajaran Talking Stick tidak hanya cocok untuk anak-anak, tetapi juga dapat diterapkan pada kelompok dewasa. Prinsip dasar dari model ini adalah memberikan setiap orang kesempatan yang sama untuk berbicara dan memberikan kontribusi.

5. Bagaimana menilai efektivitas dari Model Pembelajaran Talking Stick?

Efektivitas Model Pembelajaran Talking Stick dapat dinilai melalui partisipasi aktif dari peserta, keterampilan komunikasi yang meningkat, dan tingkat penghargaan terhadap perspektif dan pendapat orang lain.

Kesimpulan

Dalam pembelajaran, Model Pembelajaran Talking Stick dapat menjadi metode yang efektif untuk mendorong partisipasi aktif dari peserta, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan menghargai perspektif dan pendapat orang lain. Dengan menjaga kejelasan aturan dan memberikan waktu yang adil kepada setiap peserta, model ini dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan kolaboratif. Cobalah menerapkan model ini dalam sesi pembelajaran Anda dan lihatlah bagaimana peserta didik Anda terlibat dan berkontribusi secara lebih aktif. Selamat mencoba!

Duhmuts
Salam belajar dan berbagi! Saya adalah guru yang suka menulis. Melalui tulisan-tulisan, kita menjelajahi ilmu dan membagikan inspirasi kepada sesama. 📚🖋️ #GuruBelajar #KataBerbagi #IlmuInspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *