Pengertian Model Pembelajaran CIRC Menurut Para Ahli: Sajikan Materi Sekaligus Cari Tahu Siapa Bapaknya Anak ‘Ngaji’

Posted on

Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) kini semakin populer di dunia pendidikan. Namun, sebelum kita membahas tentang hal tersebut, mari kita cari tahu dulu siapa sebenarnya “bapak” dari metode pembelajaran yang dikenal dengan sebutan “anak ngaji” ini.

Sesuai dengan prinsip jurnalistik yang santai namun tetap informatif, mari kita mengawali perjalanan menelusuri pengertian CIRC dengan mengenal tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pengembangannya. Ada dua sosok yang wajib kita kenali, yaitu David dan Roger Johnson, pasangan ayah-anak yang menjadi pionir dalam pengembangan metode pembelajaran ini.

David Johnson dan Roger Johnson adalah ahli pendidikan yang sangat terkenal. Karyanya yang revolusioner ini menjadikan CIRC sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

CIRC menempatkan siswa sebagai aktor utama dalam pembelajaran. Melalui metode ini, siswa diajak untuk bekerja secara kooperatif dalam kelompok kecil untuk membaca dan menulis bersama, serta memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang dipelajari.

Mari kita simak pengertian CIRC menurut David Johnson dan Roger Johnson. Menurut mereka, CIRC adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan kegiatan membaca dan menulis ke dalam satu kesatuan yang saling berhubungan. Dalam metode ini, siswa tidak hanya diminta untuk membaca suatu teks, tetapi juga harus berkolaborasi dalam kelompok untuk memahami, menganalisis, dan mengekspresikan ide-ide mereka secara tertulis.

Salah satu keunggulan CIRC adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Melalui diskusi dan kolaborasi antar siswa, mereka dapat saling membantu dan belajar satu sama lain. Tidak hanya itu, CIRC juga meningkatkan komunikasi verbal, keterampilan kerjasama, pemecahan masalah, dan kreativitas siswa.

Dalam konteks pendidikan modern yang semakin menekankan pada keaktifan siswa, CIRC menjadi pilihan yang tepat untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna. Metode ini tidak hanya mengajarkan siswa untuk belajar sendiri, tetapi juga mengajarkan mereka untuk saling belajar dan bersama-sama mengembangkan pemahaman yang lebih baik.

Sebagai pembelajaran yang bersifat kooperatif, CIRC juga mendorong tanggung jawab sosial antar siswa. Melalui kegiatan kelompok, siswa diajak untuk menghormati perbedaan dan saling menghargai pendapat setiap individu. Dengan demikian, metode ini tidak hanya membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran, tetapi juga membentuk karakter mereka sebagai individu yang bisa bekerja sama dalam tim.

Dalam era digital yang serba canggih ini, implementasi CIRC juga semakin terbantu dengan adanya teknologi. Siswa dapat menggunakan perangkat elektronik seperti laptop, tablet, atau smartphone untuk membaca dan menulis bersama, maupun melakukan kegiatan kolaboratif dengan teman-teman mereka di kelas.

Dalam kesimpulannya, CIRC adalah model pembelajaran yang menarik dan efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip CIRC dalam pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih aktif, kreatif, dan bersemangat dalam mengembangkan potensi diri.

Apa Itu Model Pembelajaran Circ?

Model pembelajaran Circ (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan kegiatan membaca dan menulis secara kooperatif. Model ini dirancang untuk membantu siswa memperoleh keterampilan membaca yang baik, meningkatkan pemahaman bacaan, serta meningkatkan kemampuan menulis mereka. Model pembelajaran Circ dikembangkan oleh David dan Roger Johnson pada tahun 1970-an dan telah menjadi salah satu model yang populer di dunia pendidikan.

Cara Melakukan Model Pembelajaran Circ

Model pembelajaran Circ melibatkan beberapa tahap dalam pelaksanaannya. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan dalam penerapan model pembelajaran Circ:

1. Pembentukan Kelompok

Pertama-tama, siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari sekitar 4-6 orang. Setiap kelompok memiliki pemimpin kelompok yang bertanggung jawab untuk memastikan kelancaran kegiatan dalam kelompok tersebut.

2. Pemilihan Bacaan

Setelah kelompok terbentuk, siswa dan guru bersama-sama memilih bacaan yang akan dibahas. Bacaan tersebut dapat berupa cerita pendek, artikel, atau buku-buku nonfiksi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

3. Pemahaman Awal

Sebelum membaca bacaan, siswa melakukan aktivitas pemahaman awal, seperti mengamati gambar, membaca judul, atau berbicara tentang pengalaman yang terkait dengan bacaan. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan minat dan memperoleh pemahaman awal tentang topik yang akan dibahas.

4. Membaca secara Bersama-sama

Setelah itu, kelompok membaca bacaan secara bersama-sama. Pada saat membaca, siswa dapat saling membantu dalam pemahaman dan memecahkan masalah yang muncul.

5. Diskusi dalam Kelompok

Setelah selesai membaca, kelompok melakukan diskusi untuk menyusun ide-ide dan pemahaman yang telah diperoleh. Setiap anggota kelompok berbagi pemikiran mereka dan membantu satu sama lain dalam memahami isi bacaan.

6. Menulis Ringkasan

Selanjutnya, setiap anggota kelompok menuangkan pemahamannya dalam bentuk tulisan ringkasan. Mereka dapat menggabungkan ide-ide yang telah didiskusikan sebelumnya dan menyusunnya ke dalam sebuah ringkasan yang koheren.

7. Presentasi dan Umpan Balik

Setiap kelompok mempresentasikan ringkasan mereka kepada kelompok lain sebagai bentuk pertukaran informasi dan pemahaman. Setelah presentasi, kelompok memberikan umpan balik kepada kelompok yang telah menyampaikan ringkasannya.

Tips dalam Menggunakan Model Pembelajaran Circ

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dirujuk untuk mengoptimalkan penerapan model pembelajaran Circ:

1. Pemilihan Bacaan yang Menarik

Pilihlah bacaan yang menarik dan relevan dengan kebutuhan dan minat siswa. Hal ini akan memotivasi siswa untuk membaca dan meningkatkan pemahaman mereka.

2. Peran Guru sebagai Fasilitator

Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran Circ. Guru memberikan arahan, bimbingan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara kooperatif.

3. Monitoring dan Evaluasi

Guru perlu secara teratur memantau dan melakukan evaluasi terhadap kemajuan siswa dalam membaca dan menulis. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi, penilaian, atau tugas-tugas tertentu.

4. Kolaborasi Antar Kelompok

Mendorong kolaborasi antar kelompok dapat meningkatkan pemahaman dan kerjasama siswa. Guru dapat memberikan kegiatan yang mendorong siswa untuk berinteraksi dengan kelompok lain, seperti diskusi kelompok yang melibatkan beberapa kelompok secara bersama-sama.

5. Pemanfaatan Teknologi

Manfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam penerapan model pembelajaran Circ. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, seperti video, audio, atau perangkat lunak pendukung untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.

Kelebihan Model Pembelajaran Circ

Model pembelajaran Circ memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Menulis

Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan membaca dan menulis secara aktif, model ini dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis mereka.

2. Memperkuat Kemampuan Kerjasama

Dalam model pembelajaran Circ, siswa bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Hal ini dapat memperkuat kemampuan kerjasama dan meningkatkan kontribusi aktif siswa dalam belajar.

3. Mendorong Pemikiran Kritis

Dengan melakukan diskusi dan berbagi pemikiran dalam kelompok, siswa diajak untuk berpikir kritis dan menyusun ide secara komprehensif.

4. Menumbuhkan Minat dan Motivasi Belajar

Model pembelajaran Circ menarik dan melibatkan siswa secara aktif. Hal ini dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.

5. Meningkatkan Pemahaman Melalui Presentasi

Setiap anggota kelompok harus mempresentasikan ringkasan mereka kepada kelompok lain. Proses ini dapat meningkatkan pemahaman mereka melalui pembelajaran yang saling mengajar.

Kekurangan Model Pembelajaran Circ

Seiring dengan kelebihannya, model pembelajaran Circ juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

1. Waktu yang Diperlukan Lebih Lama

Penerapan model pembelajaran Circ membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Hal ini karena melibatkan tahapan-tahapan yang detail dan melibatkan setiap siswa secara aktif.

2. Tidak Cocok untuk Belajar Mandiri

Model pembelajaran Circ lebih cocok untuk pembelajaran berkelompok, sehingga tidak cocok untuk siswa yang lebih suka atau cocok dengan belajar secara mandiri.

3. Memerlukan Pemimpin Kelompok yang Efektif

Setiap kelompok memerlukan pemimpin kelompok yang efektif untuk mengorganisir dan memastikan kelancaran kegiatan dalam kelompok. Jika pemimpin kelompok tidak efektif, hal ini dapat menghambat proses pembelajaran kelompok.

4. Sulit dalam Pengelolaan Kelompok yang Heterogen

Jika anggota kelompok memiliki tingkat kemampuan dan pemahaman yang berbeda-beda, akan sulit bagi guru untuk mengelola kelompok tersebut. Hal ini mungkin memerlukan penyesuaian dan modifikasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Circ.

5. Tidak Selalu Mungkin Dilakukan dalam Setiap Pembelajaran

Model pembelajaran Circ tidak selalu dapat dilakukan dalam setiap pembelajaran, terutama jika ada pembelajaran yang lebih cocok dengan metode pembelajaran lainnya. Guru perlu mempertimbangkan kecocokan dan tujuan pembelajaran dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah Model Pembelajaran Circ hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu?

Tidak, Model Pembelajaran Circ dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan level pendidikan.

2. Berapa jumlah anggota ideal dalam satu kelompok dalam model pembelajaran Circ?

Anggota kelompok ideal dalam model pembelajaran Circ adalah sekitar 4-6 orang.

3. Apakah model pembelajaran Circ dapat dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh?

Ya, model pembelajaran Circ dapat dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan platform online dan berbagai fitur yang mendukung kolaborasi siswa secara virtual.

4. Bagaimana cara menilai kemajuan siswa dalam model pembelajaran Circ?

Guru dapat melakukan penilaian melalui observasi, penugasan individu atau kelompok, dan penilaian formatif dan sumatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

5. Apakah model pembelajaran Circ hanya fokus pada membaca dan menulis?

Tidak, meskipun model pembelajaran Circ mengintegrasikan aktivitas membaca dan menulis, model ini juga dapat melibatkan aktivitas lain seperti berdiskusi, presentasi, dan kolaborasi antar kelompok.

Kesimpulan

Model pembelajaran Circ merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan keterampilan membaca dan menulis siswa. Dengan melibatkan kerjasama kelompok, model ini dapat meningkatkan pemahaman siswa, meningkatkan keterampilan kerjasama, dan mendorong pemikiran kritis. Meskipun memiliki kekurangan dan membutuhkan waktu yang lebih lama, model pembelajaran Circ dapat menjadi pilihan yang tepat dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan efektif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, guru perlu menjadi fasilitator yang efektif dan memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran Circ dengan baik, diharapkan siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran dan memperoleh hasil yang optimal.

Jadi, jika Anda ingin meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa serta mendorong kerjasama dalam pembelajaran, coba terapkan model pembelajaran Circ. Selamat mencoba!

Abner
Selamat datang di dunia guru dan kata-kata. Saya menyebarkan ilmu dan mengungkapkan gagasan melalui tulisan-tulisan yang mendalam. Ayo bersama-sama merangkai pemahaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *