Perbedaan Model Pembelajaran Jigsaw dan STAD: Mana yang Lebih Asyik?

Posted on

Bicara tentang pembelajaran, pasti Anda pernah mendengar istilah Jigsaw dan STAD. Apakah kedua model pembelajaran ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk menambah keasyikan proses belajar? Yuk, kita rasakan serunya di artikel ini!

Sebelum mulai membahas perbedaannya, mari kita mengenal sedikit lebih dekat dengan kedua model tersebut. Model pembelajaran Jigsaw dan STAD adalah metode yang dikembangkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar. Keduanya bertujuan untuk mengembangkan kerjasama antar siswa dan memfasilitasi pemahaman yang mendalam dalam proses pembelajaran.

Pertama, mari kita mengupas model pembelajaran Jigsaw. Nah, bayangin aja Jigsaw ini seperti puzzle, di mana setiap siswa mempunyai tanggung jawab untuk mempelajari satu bagian kecil dari sebuah topik. Kemudian, mereka saling bekerja sama untuk menyusun puzzle besar tersebut dengan menyampaikan hasil pembelajaran mereka kepada kelompok lain. Wow, seru banget ya!

Terus, apa itu STAD? Nah, STAD adalah singkatan dari Student Teams Achievement Divisions. Coba bayangin, belajar di tim kayak tim sepak bola, di mana ada pemain bertindak sebagai penjaga gawang, pengatur serangan, dan penyerang. Nah, di STAD, setiap anggota tim belajar dan berlatih bersama-sama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dengan penilaian individual dan tim. Keren banget, kan?

Sekarang, saatnya kita bahas perbedaannya. Jigsaw dan STAD memiliki beberapa perbedaan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Pertama, dari segi pembagian tugas, Jigsaw lebih menekankan pada pembagian dan tanggung jawab yang spesifik pada setiap siswa. Sementara itu, STAD mendorong siswa untuk saling mengisi dan berkolaborasi di dalam tim.

Perbedaan berikutnya adalah sistem penilaian. Pada Jigsaw, penilaian lebih fokus kepada pemahaman individu karena setiap siswa bertanggung jawab atas sebagian materi tertentu. Sedangkan pada STAD, penilaian melibatkan kinerja individu dan juga keberhasilan tim dalam mencapai hasil belajar yang ditentukan.

Selain itu, perbedaan lainnya adalah kegiatan interaksi antar siswa. Di Jigsaw, siswa saling berinteraksi untuk saling memahami dan bertukar informasi guna menyusun puzzle besar. Sedangkan di STAD, siswa berinteraksi lebih intensif di dalam tim untuk mencapai pemahaman yang mendalam.

Terlepas dari perbedaannya, baik Jigsaw maupun STAD merupakan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Keduanya telah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan pencapaian siswa secara keseluruhan.

Nah, apakah Anda lebih tertarik dengan model pembelajaran Jigsaw yang mendorong kolaborasi di antara siswa dan penekanan pada pemahaman individu? Ataukah Anda lebih tertarik dengan dinamika pembelajaran tim dalam model STAD? Hei, pilihan ada di tangan Anda!

Pentingnya memiliki pendekatan yang menyenangkan dan efektif dalam pembelajaran tidak dapat dipungkiri. Kedua model pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan keduanya memiliki keunikan tersendiri. Jadilah guru yang kreatif dan bijak untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa Anda. Nikmatilah menyelam dalam dunia belajar yang penuh keasyikan!

Apa Itu Model Pembelajaran Jigsaw?

Model pembelajaran jigsaw adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang diperkenalkan oleh Elliott Aronson pada tahun 1971. Model ini didesain untuk mempromosikan kerjasama dan saling ketergantungan antara siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Dalam model ini, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok ahli yang berbeda, dimana setiap anggota kelompok memiliki peran atau tugas tertentu dalam mempelajari materi pelajaran yang diberikan. Setelah mendapatkan materi pelajaran, siswa kembali ke kelompok asal mereka dan saling berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lainnya.

Apa Itu Model Pembelajaran STAD?

Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1983. Model ini juga bertujuan untuk mempromosikan kerjasama antara siswa namun dengan pendekatan yang berbeda dari model jigsaw. Dalam model STAD, siswa dikelompokkan ke dalam tim belajar heterogen berdasarkan level kemampuan mereka. Masing-masing siswa akan belajar materi pelajaran secara individu, lalu berkompetisi dengan anggota tim lain dalam tes. Setelah tes selesai, anggota tim akan mendapatkan reward berdasarkan prestasi tim mereka.

Perbedaan Antara Model Pembelajaran Jigsaw dan STAD

1. Cara Pembagian Kelompok

Pada model jigsaw, siswa dikelompokkan berdasarkan topik atau tugas tertentu yang mereka pelajari, sedangkan pada model STAD, siswa dikelompokkan berdasarkan level kemampuan mereka.

2. Fokus Pembelajaran

Model jigsaw lebih fokus pada pembagian pengetahuan dan saling berbagi antara anggota kelompok, sedangkan model STAD lebih fokus pada peningkatan prestasi belajar melalui kompetisi tim.

3. Pengevaluasian

Pada model jigsaw, pengevaluasian dilakukan melalui penilaian individu maupun tim, sedangkan pada model STAD, pengevaluasian dilakukan melalui tes individu dan prestasi tim.

4. Struktur dan Tugas Kelompok

Pada model jigsaw, setiap anggota kelompok memiliki peran atau tugas tertentu dalam mempelajari materi pelajaran, sedangkan pada model STAD, setiap anggota tim belajar materi pelajaran secara individu sebelum berkompetisi dengan anggota tim lainnya dalam tes.

5. Reward dan Incentive

Pada model jigsaw, reward dan incentive diberikan berdasarkan partisipasi aktif dalam kelompok, sedangkan pada model STAD, reward dan incentive diberikan berdasarkan prestasi belajar tim.

Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas:

1. Mempromosikan Kerja Sama

Dalam model jigsaw, siswa diajarkan untuk bekerja sama dan saling ketergantungan dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Hal ini dapat mengembangkan kemampuan kerja sama dan interpersonal siswa.

2. Meningkatkan Partisipasi Siswa

Karena setiap anggota kelompok memiliki peran atau tugas tertentu dalam mempelajari materi pelajaran, model jigsaw dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

3. Mendorong Saling Pengertian

Salah satu tujuan utama dari model jigsaw adalah saling berbagi pengetahuan antara anggota kelompok. Hal ini mendorong siswa untuk memahami dan menerangkan konsep dengan bahasa mereka sendiri sehingga dapat lebih memahaminya secara mendalam.

4. Membantu Identifikasi Kesalahan Siswa

Dalam proses berbagi pengetahuan, siswa dapat mendapatkan berbagai sudut pandang dan pemahaman yang berbeda. Ini dapat membantu siswa untuk mengidentifikasi kesalahan atau pemahaman yang kurang tepat dan memperbaikinya.

Kelebihan Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD juga memiliki beberapa kelebihan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas:

1. Meningkatkan Motivasi Belajar

Dengan adanya kompetisi dalam tim, siswa akan merasa termotivasi untuk belajar dan berprestasi lebih baik. Reward dan incentive yang diberikan juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Meningkatkan Kemampuan Sosial

Pada model STAD, siswa diharapkan untuk bekerja sama dan saling membantu dalam mencapai prestasi tim. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan sosial siswa dalam berinteraksi dengan anggota timnya.

3. Menghargai Perbedaan Kemampuan

Model STAD menghargai perbedaan kemampuan siswa dengan mengelompokkan mereka ke dalam tim belajar heterogen. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dari rekan-rekan dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

4. Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi

Dalam proses berkompetisi dengan tim lain, siswa diharapkan untuk dapat menyampaikan ide dan penjelasan dengan jelas dan efektif. Hal ini dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa.

Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

1. Memerlukan Waktu yang Lebih Lama

Dalam model jigsaw, proses pengumpulan dan berbagi pengetahuan antara anggota kelompok memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Ini dapat mengurangi waktu efektif pembelajaran dalam satu pertemuan.

2. Memerlukan Pengaturan Kelompok yang Efektif

Agar model jigsaw dapat berjalan dengan baik, pengaturan kelompok yang efektif perlu diperhatikan. Anggota kelompok harus terdiri dari siswa yang aktif, responsif, dan dapat bekerja sama dengan baik.

3. Memerlukan Keterampilan Sosial yang Kuat

Dalam model jigsaw, siswa diharapkan untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi dan berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini memerlukan keterampilan sosial yang kuat dan kemampuan untuk menghargai pendapat orang lain.

Kekurangan Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

1. Peningkatan Stres

Dalam model STAD, adanya kompetisi dalam tim dapat meningkatkan tingkat stres siswa, terutama bagi siswa yang kurang percaya diri dalam berkompetisi.

2. Tidak Membantu Siswa yang Lebih Mendominasi

Meskipun model STAD dikembangkan untuk memperhatikan perbedaan kemampuan, namun siswa yang lebih mendominasi dapat mengurangi partisipasi siswa-siswa lain dalam kelompok.

3. Perhatian terhadap Reward

Pada model STAD, siswa mungkin terlalu fokus pada reward dan incentive yang akan mereka dapatkan, sehingga mengabaikan pentingnya proses belajar itu sendiri.

FAQs

1. Bagaimana cara menyusun kelompok dalam model jigsaw?

Untuk menyusun kelompok dalam model jigsaw, Anda dapat menggunakan beberapa kriteria, seperti kemampuan, minat, atau keahlian siswa. Pastikan setiap kelompok terdiri dari anggota yang beragam dalam hal pengetahuan atau keterampilan untuk memastikan saling ketergantungan dalam berbagi pengetahuan.

2. Apakah model jigsaw lebih efektif daripada model pembelajaran lainnya?

Tidak ada model pembelajaran yang secara mutlak lebih efektif dari yang lain. Efektivitas model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran. Model jigsaw efektif untuk mempromosikan kerjasama dan saling ketergantungan antara siswa.

3. Apakah model STAD hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu?

Tidak, model STAD dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan tingkatan pendidikan. Namun, perlu disesuaikan dengan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4. Apakah reward dalam model STAD harus berupa nilai?

Tidak harus. Reward dalam model STAD dapat berupa pujian, pengakuan, atau bentuk reward non-materi lainnya, tergantung pada kebijakan dan kultur kelas yang ada.

5. Apakah model jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran online?

Model jigsaw juga dapat diterapkan dalam pembelajaran online dengan memanfaatkan fitur-fitur kolaboratif dalam platform pembelajaran online. Siswa dapat membentuk kelompok diskusi melalui video conference atau berbagi pengetahuan melalui forum diskusi online.

Kesimpulan

Model pembelajaran jigsaw dan STAD merupakan dua metode pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Model jigsaw fokus pada pembagian pengetahuan dan saling berbagi antara anggota kelompok, sedangkan model STAD fokus pada peningkatan prestasi belajar melalui kompetisi tim. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang perlu diperhatikan dalam proses implementasinya. Penting bagi guru dan siswa untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran yang ada. Mari terapkan model pembelajaran kooperatif ini dalam kelas dan rasakan manfaatnya!

Apurva
Guru dan penulis, kedua peran ini memenuhi hidup saya. Mari bersama-sama menjelajahi ilmu dan berbagi inspirasi melalui kata-kata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *