Plu dan Barcode: Bahasa Penanda di Dunia Ritel

Posted on

Bertualang di sebuah pusat perbelanjaan atau swalayan modern, tentu kita tidak asing dengan tumpukan produk yang dihiasi oleh label-label unik dengan angka dan garis-garis hitam putih. Seiring dengan perkembangan teknologi, dua bahasa penanda utama yang digunakan di dunia ritel adalah PLU dan barcode. Meski terlihat serupa, PLU (Price Look-Up) dan barcode memiliki perbedaan yang perlu kita ketahui. Mari kita simak perbedaan-perbedaan keduanya!

1. Cara Kerja

PLU, atau biasa disebut dengan SKU (Stock Keeping Unit), adalah sebuah kode numerik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak produk di dalam sistem inventori toko. PLU biasanya diletakkan di dekat meja kasir dan digunakan secara manual untuk memasukkan harga produk ke dalam sistem kasir saat proses transaksi. Berbeda dengan PLU, barcode adalah penanda yang menggunakan garis-garis vertikal dan huruf-huruf yang diterjemahkan oleh mesin pemindai atau barcode scanner. Ketika barcode diarahkan pada scanner, mesin akan membaca kode tersebut dan mengidentifikasi produk serta memperoleh informasi harga.

2. Tingkat Keakuratan

Dalam hal keakuratan, barcode jelas lebih unggul dibandingkan PLU. Dengan menggunakan barcode scanner, informasi tentang harga, deskripsi produk, merek, dan tanggal kadaluwarsa bisa langsung diperoleh secara cepat dan akurat. Karena penggunaannya yang melibatkan teknologi, kesalahan manusia dapat dihindari, meminimalisir risiko kesalahan harga. Sedangkan PLU, walaupun menggunakan sistem inventori yang terkomputerisasi, tetaplah tergantung pada kejelian karyawan dalam memasukkan informasi ke dalam sistem, yang tentu tidak seketat mesin pemindai barcode.

3. Keterbacaan

Salah satu perbedaan mencolok antara PLU dan barcode adalah keterbacaannya. PLU membutuhkan pengetikan manual oleh kasir, dengan risiko salah mengetik angka atau kesalahan penulisan yang dapat terjadi. Sementara itu, barcode menawarkan keterbacaan yang lebih cepat dan akurat tanpa risiko human error. Hanya dengan alat pemindai, semua informasi produk dapat segera tersaji dalam hitungan detik. Tidak hanya itu, barcode juga memungkinkan toko melakukan proses verifikasi otomatis saat checkout, memastikan tiap produk memiliki harga yang tepat.

4. Aplikasi dan Dukungan

Secara umum, penggunaan PLU lebih sering dijumpai dalam toko-toko yang menjual produk segar atau organik. PLU membantu toko mencatat berbagai jenis buah, sayuran, dan daging yang tersedia di toko, karena sistem inventori umumnya lebih rumit dalam bisnis segar. Di sisi lain, barcode lebih populer digunakan oleh toko-toko ritel dengan jumlah inventori besar dan beragam. Barcode mempermudah pemindai dan rekapitulasi data pembelian, sehingga mendukung efisiensi dalam manajemen stok, peramalan penjualan, serta analisis ritel.

Dengan demikian, meskipun PLU dan barcode adalah bahasa-bahasa penanda di dunia ritel, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal cara kerja, tingkat keakuratan, keterbacaan, serta aplikasi dan dukungan. Meskipun barcode mungkin lebih modern dan efisien, PLU tetap mengambil peran penting dalam toko-toko tertentu. Seiring dengan perkembangan teknologi dan terus berubahnya kebutuhan ritel, kita dapat mengharapkan penanda-penanda ini terus bertransformasi untuk mendukung keragaman produk dan efisiensi bisnis.

Apa Itu Perbedaan PLU dan Barcode?

Perbedaan antara PLU (Price Look Up) dan barcode terkadang membingungkan bagi sebagian orang. Keduanya sering digunakan dalam industri ritel untuk mengidentifikasi dan melacak produk. Namun, mereka memiliki perbedaan dalam cara mereka digunakan dan informasi yang mereka sampaikan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan antara PLU dan barcode.

PLU (Price Look Up)

PLU adalah sistem pengkodean numerik yang digunakan untuk mengidentifikasi produk pada industri makanan dan pertanian. Kode PLU terdiri dari empat hingga lima digit dan biasanya digunakan untuk menerbitkan label harga pada produk-produk tertentu.

PLU digunakan secara luas untuk mengidentifikasi produk-produk organik dan non-organik di supermarket. Produk organik biasanya memiliki kode PLU yang dimulai dengan angka 9, sedangkan produk non-organik memiliki kode PLU yang dimulai dengan angka 8 atau 4.

PLU juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk dengan merek tertentu atau varietas tertentu. Misalnya, suatu jenis apel mungkin memiliki kode PLU yang unik untuk membedakannya dari jenis apel lainnya.

Barcode

Barcode adalah metode representasi grafis data yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak produk. Barcode biasanya terdiri dari garis-garis vertikal yang berbeda lebar dan jarak antara garis-garis tersebut. Setiap kombinasi garis-garis ini mewakili angka, huruf, atau karakter lainnya yang secara unik mengidentifikasi produk.

Barcode dapat dibaca oleh pemindai barcode, yang mengubah pola garis menjadi data yang dapat diproses oleh komputer. Informasi yang dapat diakses melalui barcode dapat mencakup nama produk, harga, tanggal kadaluarsa, nomor seri, dan informasi lainnya yang diperlukan untuk melacak dan mengelola inventaris produk.

Cara Membedakan PLU dan Barcode

1. Format Kode

Perbedaan pertama antara PLU dan barcode adalah format kode yang digunakan. Kode PLU terdiri dari angka-angka, sedangkan barcode terdiri dari garis-garis vertikal.

2. Jenis Informasi yang Diberikan

PLU memberikan informasi tentang jenis produk, seperti apakah itu produk organik atau non-organik, serta merek atau varietas tertentu. Barcode, di sisi lain, memberikan informasi yang lebih rinci, seperti nama produk, harga, tanggal kadaluarsa, dan nomor seri.

3. Metode Pembacaan

PLU biasanya diperiksa secara manual oleh kasir atau petugas toko saat mencetak label harga, sedangkan barcode harus dibaca menggunakan pemindai barcode.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah semua produk memiliki kode PLU?

Tidak, tidak semua produk memiliki kode PLU. Kode PLU umumnya digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk organik dan non-organik dalam industri makanan dan pertanian.

2. Apakah barcode dapat dibaca oleh semua pemindai barcode?

Tidak semua pemindai barcode dapat membaca semua jenis barcode. Terdapat beberapa standar barcode yang berbeda, seperti barcode linear (1D) dan barcode matriks (2D), yang membutuhkan pemindai yang sesuai dengan jenis barcode yang digunakan.

3. Apakah barcode dapat dipalsukan?

Barcode dapat dipalsukan jika seseorang memiliki akses ke informasi barcode yang valid. Namun, pembaca barcode yang canggih dapat memverifikasi keaslian barcode melalui algoritma pencocokan di database produk. Oleh karena itu, risiko pemalsuan barcode dapat diatasi dengan perlindungan keamanan yang tepat.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah mempelajari perbedaan antara PLU dan barcode. Meskipun keduanya digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak produk, mereka memiliki perbedaan dalam format kode, jenis informasi yang mereka berikan, dan metode pembacaan.

Jadi, ketika Anda berbelanja di supermarket atau berinteraksi dengan produk dalam industri ritel, Anda akan dapat memahami perbedaan antara kode PLU dan barcode, serta bagaimana keduanya berfungsi dalam sistem pelabelan dan pencatatan produk.

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang topik ini, kami mendorong Anda untuk membaca lebih lanjut atau berkonsultasi dengan ahli di industri ritel. Selamat berbelanja!

Tacita
Guru dan penulis, kedua peran ini memenuhi hidup saya. Mari bersama-sama belajar dan membagikan inspirasi melalui kata-kata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *