Sejak zaman dahulu, seni tradisional keroncong Jawa dikenal karena melodi yang indah dan suara dari penyandang sinden yang memikat hati. Namun, di balik pesona mereka, terdapat tradisi unik yang tercipta dalam dunia sinden, yaitu “wangsalan sindhenan”.
Bagi yang belum mengetahui, “wangsalan” merujuk pada gaya bertutur kata yang penuh dengan sindiran atau lelucon dengan bahasa Jawa. Sedangkan “sindhenan” merujuk pada aktivitas menyindir dalam menyampaikan pesan atau emosi kepada lawan bicara. Kombinasi keduanya menciptakan seni komunikasi yang menarik, bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar keroncong Jawa.
Gaya penulisan jurnalistik yang santai dan bernada ringan tentu tak menutupi fakta bahwa wangsalan sindhenan ini memiliki kaitan erat dengan perselingkuhan. Dalam konteks sinden, wangsalan sindhenan biasanya digunakan sebagai cara untuk menyampaikan perasaan sinden secara anonim kepada seseorang yang menjadi objek hatinya.
Seperti yang kita tahu, sinden dianggap sebagai sosok yang tampil anggun dan misterius di atas panggung. Namun di luar panggung, mereka juga manusia yang memiliki perasaan dan kecemburuan. Untuk menyampaikan perasaan tersebut tanpa harus terlihat lebay atau menyinggung hati orang lain, wangsalan sindhenan menjadi pilihan yang sempurna.
Dalam praktiknya, sinden akan menggunakan bahasa Jawa yang khas dan penuh dengan sindiran halus. Misalnya, sinden menyanyikan lagu keroncong dengan lirik yang menggambarkan situasi dan perasaannya, namun secara verbal terkesan sebagai pujian atau komentar sindiran yang menyamarkan makna sebenarnya.
Bahkan, dalam dunia keroncong Jawa, wangsalan sindhenan ini menjadi semacam “ritual” yang menyenangkan. Para penggemar keroncong tak hanya menikmati melodi yang indah, tetapi juga tertarik untuk menebak pesan atau maksud di balik setiap wangsalan yang dilontarkan sinden.
Namun, perlu diingat juga bahwa wangsalan sindhenan bukanlah alat yang abai etika atau sebagai cara untuk memancing perselingkuhan secara terang-terangan. Wangsalan sindhenan lebih ke arah seni komunikasi yang berkelas dan memberi kesan misterius.
Di era modern ini, praktik wangsalan sindhenan juga tetap melekat dalam budaya keroncong Jawa. Meskipun tak seumum dulu, namun masih ada sinden-sinden muda yang menghidupkan tradisi ini dengan segala kreativitas dan kecerdasan tinggi.
Jadi, jika Anda menemukan sinden yang tampil di panggung dengan penuh keanggunan dan kemisteriusan, jangan heran jika mereka sedang melontarkan wangsalan sindhenan kepada seseorang yang tak diketahui siapa. Wangsalan sindhenan, lelucon yang penuh perasaan, adalah bagian tak terpisahkan dari seni keroncong Jawa yang membuat penyandangnya tetap memiliki daya tarik yang begitu istimewa.
Apa itu Wangsalan Sindhenan?
Wangsalan Sindhenan adalah sebuah gaya bahasa Jawa yang digunakan dalam seni pertunjukan sinden. Sindhen merupakan seorang penyanyi dalam seni tradisional Jawa seperti gamelan dan wayang. Dalam setiap pertunjukan, sinden menggunakan bahasa Jawa dengan gaya wangsalan untuk mengutarakan isi lagu yang sedang dinyanyikan.
Secara harfiah, “wangsalan sindhenan” berarti “gaya bahasa penyanyi sinden”. Gaya bahasa ini menggunakan puitika sindhen, yaitu paduan kata-kata yang khas dan memiliki makna tersirat. Wangsalan Sindhenan menggunakan permainan kata, perumpamaan, dan bentuk ungkapan berbahasa Jawa yang khas untuk menyampaikan pesan-pesan dalam lagu.
Cara Wangsalan Sindhenan
Wangsalan Sindhenan memiliki aturan khusus yang harus diikuti oleh seorang sinden. Berikut adalah langkah-langkah atau cara yang dilakukan dalam menerapkan gaya bahasa wangsalan sindhenan:
1. Pemilihan Kata-kata
Seorang sinden harus dapat memilih kata-kata dengan cermat. Kata-kata yang digunakan harus memiliki makna ganda atau dapat diartikan dengan cara lain. Hal ini bertujuan agar pesan atau makna yang ingin disampaikan dalam lagu menjadi lebih kaya dan dalam.
2. Puitika Sindhen
Seorang sinden juga harus menguasai puitika sindhen, yaitu jenis kata-kata atau paduan kata yang digunakan dalam wangsalan sindhenan. Contohnya adalah sinden menyebutkan “srengenge bade mereng” yang memiliki makna harfiah “hiruk pikuk menjadi heboh”. Dalam sinden, kata-kata tersebut digunakan untuk menyebutkan suasana dalam lagu yang semarak.
3. Teknik Melantunkan Lagu
Cara melantunkan lagu juga sangat penting dalam wangsalan sindhenan. Seorang sinden harus memiliki pengaturan suara yang baik, teknik vokal yang tepat, serta memahami ritme dan melodi lagu. Hal ini bertujuan agar pesan dalam lagu dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar.
FAQ
Apa Bedanya Sindhen dengan Penyanyi Biasa?
Sindhen memiliki peran yang lebih kompleks dibandingkan penyanyi biasa. Seorang sinden harus mampu menguasai wangsalan sindhenan dan puitika sindhen, serta mengolah suara dengan baik. Selain itu, sinden juga harus memiliki pengetahuan tentang lagu-lagu Jawa yang dibawakan dan dapat menyampaikan pesan dalam lagu dengan gaya bahasa yang khas.
Apakah Wangsalan Sindhenan Hanya Digunakan dalam Pertunjukan Tradisional?
Awalnya, wangsalan sindhenan memang digunakan dalam pertunjukan tradisional seperti gamelan dan wayang. Namun, saat ini gaya bahasa ini juga telah digunakan dalam berbagai jenis musik modern, seperti pop dan jazz. Dalam konteks musik modern, wangsalan sindhenan memberikan sentuhan kultural Jawa yang unik dalam lirik lagu.
Apakah Setiap Sinden Menyanyikan Lagu dengan Wangsalan Sindhenan?
Tidak semua sinden menyanyikan lagu dengan wangsalan sindhenan. Gaya bahasa ini hanya digunakan dalam seni pertunjukan sinden yang mengikuti tradisi Jawa. Beberapa sinden lebih memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa yang standar dalam menyanyikan lagu.
Kesimpulan
Wangsalan Sindhenan adalah gaya bahasa yang unik dan khas dalam seni pertunjukan sinden. Dengan menggunakan paduan kata-kata yang rumit, gaya bahasa ini mampu menyampaikan pesan-pesan dalam lagu dengan lebih dalam dan bermakna. Melalui wangsalan sindhenan, sinden dapat mengungkapkan setiap kata dengan kesan yang mendalam.
Jika Anda tertarik dengan budaya dan seni tradisional Jawa, cobalah untuk menonton pertunjukan sinden dan dengarkan gaya bahasa yang digunakan. Anda akan merasakan keindahan dan kekayaan dari bahasa Jawa yang ada dalam setiap ungkapan sinden. Mari lestarikan budaya Indonesia dan selamat menikmati keindahan wangsalan sindhenan!