Perjanjian Tanda

Posted on

Untuk menganalisa struktur di butuhkan suatu perjanjian tanda, jangan menyepelehkan hal ini karena ini sangat berpengaruh pada struktur yang akan kita hitung. Perjanjian tanda pada umumnya terbagi atas 2 yaitu perjanjian tanda yang sifatnya sementara dan perjanjian tanda yang sifatnya tetap, ini sudah menjadi kesepakatan yang telah di sepakati secara umum. Untuk perjanjian sementara biasanya di pakai pada perhitungan reaksi perletakan, sedangkan untuk perjanjian tanda yang tetap biasanya di pakai untuk menghitung dan menggambar gaya – gaya dalam.

Untuk memahaminya lebih rinci lagi dan untuk menghindari dari kesalahan dalam perhitungan maka ingatlah hal – hal berikut :

1. Untuk gaya – gaya horizontal dan vertikal gunakanlah tanda diagram cartesius yaitu : apabila suatu gaya mengarah ke kanan dan ke atas maka tandanya positif dan apabila gayanya mengarah ke kiri dan ke bawah maka tandanya negatif, ini di pakai dalam 1 arah tinjauan.

—- Perjanjian tanda berdasarkan sumbu kartesius

Perjanjian tanda berdasarkan sumbu kartesius

Gambar 1

2. Berikutnya, apabila momen berputar ke kanan “searah jarum jam” maka tandanya adalah positif (+), dan apabila momen berputar ke kiri “Berlawanan jarum jam” maka tandanya adalah negatif (-), ini pun di tinjau berdasarkan 1 arah tinjauan.

—- Perjanjian tanda berdasarkan putaran momen

Perjanjian tanda berdasarkan putaran momen

Gambar 2

3. Pada tahap selanjutnya kita akan memahami perjanjian tanda berdasarkan 2 arah tinjauan.

Di dalam sebuah struktur, contoh struktur balok yang menumpu pada tumpuan sendi dan rol apabila di tinjau dari sisi kiri dan kanan dan di berikan gaya/aksi di tengah bentang maka balok tersebut akan melendut/melentur. Lalu Bagaimana cara kita menentukan balok tersebut dominan tarik atau tekan? Mudah saja, mari pahami gambar di bawah ini :

Gambar 3

Pada saat balok dalam kondisi normal dan ketika di bebani gaya P, maka balok tersebut akan melendut/melentur. Dalam hal ini reaksi tumpuan rol dan sendi memberikan gambaran gaya bahwa putaran momen ke atas di tinjau dari 2 sisi akan menjadikan balok tersebut dominan pada gaya tarik, kondisi ini sebenarnya lebih mengarah pada perilaku balok/batang. Pada kasus yang lain seperti gambar di sebelah kanan balok tersebut lebih dominan gaya tekan, tentu saja anda sudah bisa menyimpulkan sendiri bukan? Gambar di sebelah kanan biasanya di kenal dengan struktur pelengkung 3 sendi.

4. Kasus berikutnya kita mengarah pada perjanjian tanda horizontal.

Perjanjian tanda horizontal atau searah sumbu batang balok di tinjau dari 2 sisi yaitu sisi kiri dan sisi kanan. pada sebuah balok yang tertumpu pada Reaksi perletakan sendi dan Rol. Di sini pula kita di dominasi oleh perilaku balok/batang yang dimana apabila balok tersebut akan mengalami perpanjangan/tarik maka tandanya positif (+), tapi apabila balok mengalami tekan maka tandanya adalah negatif (-).

Gambar 4
5. Selanjutnya, kita akan memahami gaya Lintang.

Gaya lintang pada umumnya kita kenal dengan gaya – gaya yang bekerja secara vertikal atau Tegak lurus terhadap sumbu batang lebih spesifik pada balok, lain lagi ceritanya pada portal gaya lintang pada kolom dan balok posisinya tidak sama. Peninjauan ini di tinjau berdasarkan letak beban-beban yang berpangku pada struktur sehingga menimbulkan reaksi yang di mana kedua gaya ini akan menimbulkan perilaku struktur dominan positif ataupun negatif. Di dalam penggambaran gaya – gaya dalam apabila batang bergerak vertikal ke arah atas maka tandanya adalah Positif sedangkan apabila batang bergerak vertikal ke bawah maka tandanya adalah negatif. Prinsip di kuatkan dengan pemahaman pemakaian diagram cartesius pada no. 1, oke mari kita simak gambar di bawah ini :

Gambar 5

Gambar di atas menunjukan sebuah balok di bebani beban P = 50 kN di tengah bentang. Apabila kita mencari reaksi perletakannya, sudah pasti kedua reaksi memiliki nilai yang sama. Perhatikan gambar di sebelah kiri !! “gambar ini di tinjau dari kiri ke kanan, di mana hitungan di mulai dari reaksi tumpuan RAv sebesar 25 kN konstan dari titik RAv ke batas titik beban p. Untuk selanjutnya reaksi dari RAv di kurangkan dengan beban aksial 50 kN ( +25 kN – 50 kN = -25 kN ) nilainya konstan pula dari titik P ke tumpuan Rol”.

Sebaliknya, untuk gambar di sebelah kanan gambar ini di tinjau dari kanan ke kiri. di mana hitungan di mulai dari reaksi tumpuan RBv sebesar 25 kN konstan dari titik RBv ke batas titik beban p. Untuk selanjutnya reaksi dari RBv di kurangkan dengan beban aksial 50 kN ( +25 kN – 50 kN = -25 kN ) nilainya konstan pula dari titik P ke tumpuan Sendi…

Ending content…………

[su_note]Catatan :

content ini merupakan migrasi konten dari infinity-construction.blogspot.com

[/su_note]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *