Contents
Dalam buku karangan Dwita Ariyani bertajuk “Your Money, Your Attitue”, disebutkan bahwa salah satu cara untuk memperoleh kebebasan finansial adalah melakukan investasi. Investasi merupakan upaya seseorang untuk menjadi lebih kaya dengan cara memutarkan kelebihan dana yang dimilikinya.Tujuan dari berinvestasi adalah untuk memiliki sumber pendapatan pasif di masa depan. Sebelum berinvestasi, Anda harus memahami apa saja jenis keranjang investasi, cara kerjanya, hingga risiko yang akan ditanggung. Berikut ini merupakan empat jenis keranjang investasi:
- Investasi aset kertas (paper asset)
Hal penting yang bisa Anda terapkan dalam berinvestasi aset kertas adalah simpan uang dalam bentuk uang asing agar mengalami sedikit inflasi. Alasan ekonomi makro seperti neraca Indonesia yang defisit dan negara yang masih menyimpan hutang dalam bentuk uang asing menyebabkan rupiah akan selalu mengalami inflasi sebanyak 8-12% setiap tahunnya.
Paper asset terbagi ke dalam dua jenis yaitu investasi jangka pendek meliputi investasi dalam bentuk uang kertas, tabungan, dan deposito serta investasi jangka panjang meliputi obligasi (surat utang), reksadana (investasi berjamaah), unit link (gabungan investasi dan produk asuransi), dan saham.
Untuk investasi jangka pendek, jumlah nominal uang yang diinvestasikan cenderung kecil. Risiko yang harus ditanggung pun juga kecil. Sedangkan untuk investasi jangka panjang, aturan main dan lamanya durasi berinvestasi sangat menentukan keuntungan dan risiko yang akan Anda peroleh.
Contohnya, ada investasi bentuk reksadana yang tidak membutuhkan modal banyak, minim risiko, namun juga memiliki keuntungan yang tidak terlalu banyak. Sedangkan untuk bentuk obligasi dan saham dibutuhkan modal yang sangat besar. Bedanya, obligasi cenderung lebih rendah tingkat risikonya karena terdapat jenis obligasi ritel/ORI yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah. Sedangkan untuk saham, semua perputaran uang di dalamnya sangat ditentukan oleh harga saham di seluruh dunia yang bisa naik atau turun.
- Investasi properti
Investasi properti banyak dipilih untuk menghindari inflasi yang terus terjadi. Properti di sini mencakup rumah, apartemen, tanah, dan sebagainya. Dalam melakukan investasi properti, Anda tidak hanya membeli sebidang tanah atau sebuah bangunan lalu menjualnya di waktu yang tepat. Anda juga bisa menambah nilai dari properti milik Anda tersebut dengan melakukan modifikasi. Cara seperti ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu flipper investor dan developer.
Flipper investor merupakan cara berinvestasi dengan membeli bangunan berharga murah. Biasanya kondisi bangunan tidak terawat dan cenderung buruk. Kemudian bangunan tersebut diperbaiki sedemikian rupa sehingga menghasilkan hunian yang bagus dan dijual dengan harga yang mahal. Sedangkan developer dilakukan dengan cara membeli sebidang tanah kosong yang kemudian akan diolah hingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Lokasi properti menjadi hal terpenting dalam melakukan investasi ini. Coba bayangkan jika Anda ingin membeli sebuah rumah yang bagus dan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu berlokasi di dekat jalan tol atau rumah yang berada di pelosok dan sulit dijangkau. Tentu Anda akan memilih yang di dekat jalan tol kan meski harus membayar harga yang sedikit lebih mahal?
- Investasi komoditas
Investasi jenis ini dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan alam atau bahan mentah yang memiliki nilai dagang internasional seperti produk agrikultural (kopi, gula, gandum, karet, dan sebagainya), emas, dan perak.
Aturan main dalam investasi jenis ini adalah semakin langka komoditas yang Anda perdagangkan, maka harga komoditas tersebut akan semakin tinggi dan membawa keuntungan yang berarti bagi investor. Untuk itu, Anda harus lebih sering memerhatikan tren harga di pasar global jika Anda tertarik melalukan investasi jenis ini.
- Investasi bisnis
Bisnis di sini didefinisikan sebagai usaha yang lebih dari sekadar berdagang atau melakukan jual beli. Dalam melakukan investasi bisnis, Anda membutuhkan kreativitas dan inovasi agar produk bisnis Anda disukai masyarakat dan mampu bersaing di pasaran. Anda bisa mencoba bisnis kuliner, laundry, konveksi, online shop, dan lain-lain untuk memulai investasi bisnis.
Masing-masing jenis keranjang investasi di atas memiliki tantangan dan cara main yang berbeda-beda. Apapun jenis investasi yang Anda pilih dibutuhkan kelihaian, strategi, dan keberanian untuk menjalankannya. Jangan pernah bosan untuk mendalami ilmu investasi yang Anda pilih tersebut agar tidak salah langkah.