Contents
Sebelum anda membangun rumah, ada baiknya anda harus mengetahui bagaimana cara menghitung material bangunan, hal ini berfungsi agar anggaran dalam pembangunan dapat dikontrol dengan pembelanjaan material yang lebih bijak. setiap bangunan memiliki item-item pekerjaan, Item-item yang dimaksud adalah : Pekerjaan galian tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan dinding, pekerjaan atap, pekerjaan plafon, pekerjaan profil dan lain-lain.
[sc name=”iklan umum link”]
Tak hanya itu, item-item pekerjaan bervariasi antara bangunan 1 dengan bangunan lainnya hal ini dikarenakan setiap penghuni rumah memiliki selera yang berbeda beda dalam menentukan suasana ruangan yang akan ditempatinya, mulai dari ukuran, biaya, aksesoris dan perkembangan zaman. melalui kesempatan ini, perpusteknik.com akan memberikan panduan tentang bagaimana cara menghitung bangunan rumah dengan tips-tips berikut :
1. Cara menghitung material bangunan rumah dengan melihat gambar
Hal pertama yang perlu anda perhatikan adalah dengan melihat gambar dan menghitung volume dari setiap item pekerjaan yang ada di gambar. Biasanya gambar bisa dilakukan secara manual atau komputerisasi dengan menggunakan software yang terkenal yaitu autocad. gambar adalah panduan untuk menghitung volume item pekerjaan, dimana anda harus memperhatikan ukuran-ukuran gambar serta kesesuaian anda gambar dan kondisi lapangan.
Masalah yang sering terjadi dilapangan kadang pada saat selesai menghitung volume item pekerjaan, ada-ada saja yang dapat membuat rencana berubah, misalnya pada saat mengukur lahan yang digunakan untuk membangun rumah, ternyata ukurannya sudah sampai pada lahan tetangga, otomatis diadakan revisi desain berupa pengurangan ukuran, maka dari pengurangan item pekerjaan inilah yang akan membuat material bangunan ikut berkurang. Selain itu, gambar juga dapat dibuat menjadi syarat kelengkapan dokumen dalam mengurus IMB (Izin Mendirikan Bangunan) agar tidak menimbulkan masalah pada kemudian hari.
2. Cara menghitung material bangunan rumah dengan meninjau SNI
Selanjutnya, setelah anda menghitung volume item pekerjaan pada gambar bangunan, anda dapat memprediksi kebutuhan material dengan SNI yang merupakan singkatan dari (Standar Nasional Indonesia) yang mengacu pada HSP (Harga Satuan Pekerjaan). SNI adalah standar acuan dalam melakukan pembangunan dari segi kualitas maupun kuantitas. Dalam urusan menghitung kuantitas bangunan, anda tidak perlu khawatir lagi, karena perpusteknik.com juga menyediakan petunjuk tentang bagaimana cara menghitung material bangunan pada kategori kuantitas.
Pada kategori kuantitas, anda akan diajarkan tentang bagaimana cara menganalisis gambar untuk dijadikan acuan dalam perhitungan kuantitas bangunan gedung. dengan melampirkan data SNI HSP yang lebih mempermudah anda dalam memahami perhitungan kuantitas bangunan. misalnya, anda dapat melihat contoh perhitungan tentang cara menghitung volume pondasi jalur, di konten tersebut menyediakan gambar untuk acuan perhitungan, cara menganalisis perhitungan, cara menghitung dan lampiran SNI yang memuat takaran material untuk setiap 1 m3 pekerjaan pondasi.
[sc name=”iklan umum link”]
Selain itu, SNI juga mengatur mutu dari item pekerjaan berdasarkan dari takaran campuran material. Mutu adalah kualitas bangunan, setiap mutu memiliki takaran material yang berbeda beda, misalnya untuk mutu beton K100 membutuhkan takaran campuran material semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3.5 : 4, sedangkan untuk mutu beton K350 adalah 1 : 1.5 : 2.2.
3. Cara menghitung material bangunan rumah dengan prediksi harga material
Selanjutnya, memprediksi harga material adalah langkah terakhir pada cara menghitung material bangunan. Biasanya, seseorang yang telah ahli dalam pembangunan untuk memprediksi harga bangunan dari pengalamannya dalam membelanjakan material, tetapi bagaimana jika anda masih tergolong baru dalam dunia pembangunan? acuan harga material diambil dari mana?
[sc name=”Iklan teknik sesuai konten”]
Perlu anda ketahui bahwa setiap wilayah memiliki harga material yang berbeda-beda dan harga biaya untuk material yang paling mahal adalah dibagian indonesia timur. Secara umum, standarisasi harga material secara akurat dapat diketahui dengan langsung menuju ke distributornya langsung, bahkan untuk pembelanjaan material yang banyak bisa saja mendapatkan penawaran harga yang lebih murah. misalnya anda membutuhkan material semen 100 sak sedangkan jika dibeli satuan harganya Rp 50,000, tetapi setelah melakukan tawar menawar khusus untuk 100 sak semen, anda mendapatkan potongan Rp 2,000 /sak semen.
Dalam pembelanjaan 100 sak semen inilah anda akan mendapatkan potongan sebesar Rp 2,000 x 100 Sak semen = Rp 200,000. Dengan Rp, 200,000 anda dapat memfungsikannya untuk menambah biaya dalam membelanjakan material lainnya. sehingga kebutuhan material dapat terpenuhi untuk setiap item pekerjaan.
[sc name=”Subscribe website ini”]