Contents
Di dalam teori arsitektur lansekap terdapat hubungan antara manusia dengan ruang, hubungan ini disebabkan karena manusia selalu bergerak di dalam ruang dan ruang itu sendiri tidak ada artinya jika tidak ada manusia di dalamnya. Dari sebab inilah kiranya setiap perancangan ruang harus selalu memperhatikan kondisi manusia yang akan bergerak di dalamnya.
Hubungan manusia dengan ruang dapat di pisahkan menjadi 2 bagian, yaitu :
- Hubungan Manusia dengan Ruang berdasarkan dimensional (antrometrics)
- Hubungan Manusia dengan Ruang berdasarkan Psikologi & Emosional (proxemics)
1. Hubungan Manusia dengan Ruang berdasarkan dimensional
Hubungan dimensional ini dapat diartikan dengan dimensi-dimensi yang memiliki hubungan antara ruang dengan tubuh serta pergerakan manusia. Ketika dalam perencanaan lansekap maka kiranya setiap arsitek harus memperhatikan kuantitas dari dimensi yang dapat menampung manusia di dalamnya, alangkah jeleknya jika setiap perencanaan dimensi tidak memperhatikan kuantitas karena bisa saja setiap manusia yang ada di dalamnya merasa sesak jika berada di dalam ruang yang sempit. Selain itu pengaturan dimensi harus di desain sedemikian rupa dengan memperhatikan psikologis dan emosional dari manusia yang akan menempati ruang tersebut.
2. Hubungan Manusia dengan Ruang berdasarkan psikologis dan emosional
Hubungan psikologis dan emosional ruang terhadap manusia yaitu menentukan kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia. Di dalam ruangan tentunya kita pasti merasakan sesuatu yang dapat mempengaruhi perasaan kita, entah itu perasaan takut, senang, bahagia dan lain-lain semua itu karena terdapat komponen-komponen ruang yang kita lihat di dalamnya. Salah satu perasaan yang kita rasakan amat penting mengenai ruang yaitu perasaan teritorial. Perasaan sejenis ini dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk kenyamanan, indentitas diri, dan rasa aman pada diri pribadi manusia sendiri. [sc name=”Subscribe website ini”]
[sc name=”Iklan teknik sesuai konten”]