Contents
Paving block adalah bahan perkerasan multifungsi yang dapat digunakan untuk teras, trotoar, real estate, dan masih banyak lagi. Paving block juga tersedia dalam berbagai warna, bentuk dan ukuran. Inilah alasan mengapa orang-orang tertarik memilihnya sebagai pelengkap ruang lanskap. Hal terbaik tentang paving block adalah cara pemasangan yang cukup mudah.
Jika Anda tertarik untuk memakai paving block, ada baiknya untuk melakukan pekerjaan pemasangannya dengan benar. Sebab jika tidak, maka permukaan paving block akan menjadi mudah bergelombang. Pemasangan paving block adalah salah satu faktor bagaimana paving kita mendapatkan hasil yang rapih dan enak dipandang mata.
Ketentuan/Syarat Pemasangan Paving Block
Sebelum Anda memulai pemasangan paving block, terlebih dahulu Anda harus memperhatikan ketentuan/syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Lapisan Subgrade
Lapisan subgrade biasa disebut lapisan tanah atau lapisan paling dasar. Profil lapisan ini harus mempunyai kemiringan yang sama dengan yang diperlukan untuk kemiringan drainage (water run off). Yaitu minimal 1,5 %. Maka dari itu lapisan subgrade harus diratakan terlebih dahulu.
Setelah itu Anda juga harus memadatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density). Lapisan subgrade berpengaruh terhadap kekuatan landasan area paving.
2. Lapisan Subbase
Anda harus menyesuaikan lapisan subbase dengan gambar dan spesifikasi teknis yang Anda butuhkan. Profil lapisan ini harus mempunyai kemiringan minimal 2 %, dua arah melintang ke kanan dan ke kiri. Kemiringan pada lapisan subbase mempunyai pengaruh jangka panjang pada kestabilan paving.
3. Kanstin/Penguat Tepi
Syarat selanjutnya adalah Anda harus memasang kanstin atau penguat tepi atau kerb sebelum memasang paving. Tujuannya untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser. Dengan begitu hasil akhir paving terlihat lebih rapi.
4. Drainage/Saluran Air
Pastikan Anda sudah memasang drainage atau saluran air. Gunanya untuk efisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Apa imbas dari memasang drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang? Jelas, Anda harus membongkar paving yang sudah terpasang.
Langkah-Langkah Pemasangan Paving Block
1. Persiapan Awal
Pemeriksaan pondasi bertujuan untuk memastikan pondasi dibangun dengan tepat.
- Memastikan kondisi permukaan pondasi
Pastikan kondisi permukaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas sudah rapat, rata, dan tidak bergelombang. Pasir alas tidak boleh dipakai untuk memperbaiki kekurangan pondasi karena spesifikasinya berbeda. Cek tingkat kemiringan pondasi. Kemiringan untuk jalan kendaraan adalah 2,5 persen dan untuk trotoar adalah 2 persen. Ukuran lebar pondasi juga harus sampai di bawah beton pembatas dan beton penahan.
- Menentukan lokasi titik awal pemasangan
Lakukan penentuan lokasi titik awal pemasangan dan pastikan tidak ada paving block yang tergeser. Jadi nantinya proses pemasangan dilakukan secara berurutan dan dimulai dari satu sisi yang telah terpasang tadi.
- Memasang benang pembantu
Anda perlu memasang benang pembantu setiap jarak 4-5 meter sebagai pembatas area kerja. Benang pembantu bertujuan agar pemasangan paving block dapat terlaksana dengan baik. Apabila di area kerja terdapat fitur-fitur seperti lubang drainase, bak tanaman, dan konstruksi lainnya maka diperlukan benang pembantu tambahan. Gunanya adalah untuk mempertahankan pola ikatan paving block.
2. Pemasangan Beton Pembatas
Beton pembatas (kanstin) adalah bagian dari paving block yang mempunyai fungsi menghimpit dan menahan lapisan. Sehingga lapisan tidak saling mengunci dan tidak tergeser sewaktu menerima beban. Perlu diingat bahwa pemasangan beton pembatas ini harus dilakukan sebelum penebaran pasir alas.
Beton pembatas sendiri mempunyai beragam bentuk dengan proses pembuatan yang beraneka ragam pula. Misalnya: beton cor di tempat, beton pracetak, dan sebagainya. Pemasangan beton pembatas dimulai dengan membangun lapisan beton penahan secara rata dengan ketebalan minimal 7 cm. Kemudian segera pasang beton pembatas di atas lapisan tersebut selagi kondisinya masih basah.
Hal ini bertujuan agar kelurusan dan ketinggian beton pembatas dapat disesuaikan dengan mudah. Kemudian tuangkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas. Setelah beton penahan agak mengering, timbun tanah di atasnya. Beberapa orang kerap memadukan beton pembatas dengan mulut air dan tali air sebagai saluran drainase air.
3. Penebaran Pasir Alas
Pasir alas yang digunakan untuk menutupi susunan paving block harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Di antaranya yaitu butiran kasar, tajam, berurutan maksimal 9.5 mm, bersih dari lumpur dan kotoran, kadar airnya kurang dari 10%, serta bersifat gembur.
Kemudian pasir dihamparkan sedemikian rupa di atas paving block menggunakan jidar sampai menghasilkan ketebalan yang seragam yakni 5 cm. Supaya ringan dalam menarik jidar sebaiknya penghamparan pasir dilakukan dengan gundukan-gundukan kecil. Pasir alas yang sudah ditebarkan selanjutnya dijaga agar tidak terinjak atau ditumpuki material.
4. Pemasangan Paving Block
Dalam memasang paving block biasanya dilakukan menurut pola-pola tertentu. Beberapa pola pasangan yang umum diterapkan antara lain pola susunan bata, pola anyaman tikar, dan pola tulang ikan. Pada barisan pertama pemasangan paving block Anda perlu ekstra hati-hati. Anda juga harus selalu memperhatikan benang pembantu.
Selama proses pemasangan berlangsung, Anda harus berada di atas paving yang telah terpasang. Sementara arah kerja pemasangan adalah ke depan. Hal ini bertujuan supaya tidak menimbulkan lendutan ke bawah. Jika paving block terpasang sempurna, isi celah-celah yang ada memakai nat berupa abu batu. Terakhir gunakan stamper sebanyak 1-2 kali putaran untuk memadatkan paving block.
Klasifikasi Berdasarkan Mutu
Paving block memiliki berbagai klasifikasi mutu. Perlu diketahui, dalam SNI 03 0691 1996 dicantumkan:
Bata beton atau biasa dikenal Paving Block mutu A digunakan untuk jalan, mutu B digunakan untuk pelataran parkir, mutu C digunakanuntuk pejalan kaki, sedangkan untuk mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lain. Dengan karakteristik sebagai berikut :
- Bata Beton mutu A disyaratkan kuat tekan minimal 35 MPa dan rerata 40 MPa hal ini setara dengan K430 hingga K490.
- Bata Beton mutu B disyaratkan kuat tekan minimal 20 MPa da rerata 20 MPa hal ini setara dengan K208 hingga K245.
- Bata Beton mutu C disyaratkan kuat tekan minimal 12,5 MPa dan rerata 15 MPa hal ini setara dengan K153 hingga K184.
- Bata Beton mutu D disyaratkan kuat tekan minimal 8,5 MPa dan rerata 10 MPa hal ini setara dengan K104 hingga K122.
Pola Pemasangan Paving Block
1. Paving Block Pola Mixed Color
Bosan dengan paving block berwarna abu-abu atau merah? Coba gunakan paving block dengan berbagai warna. Dengan menggunakan beberapa warna, Anda bisa menciptakan pola simetris tertentu yang terlihat seperti pembatasan jalur. Anda bisa menerapkan pola ini di halaman rumah atau sebagai tanda tempat parkir kendaraan. Jangan lupa untuk menyesuaikan warnanya dengan warna cat eksterior rumahmu ya!
2. Paving Block Pola Aksen Rumput
Jika Anda ingin memberikan kesan yang sedikit country, Anda bisa menggunakan paving block yang juga diselingi dengan rumput hijau. Dengan pola seperti ini, Anda tidak perlu membuat taman karena sekeliling rumahmu sudah terlihat sangat hijau dan asri.
3. Paving Block Pola Round/Melingkar
Anda juga bisa bereksperimen dengan pola paving block round/melingkar. Dengan pola ini, akan tercipta kesan ‘titik tengah’ yang bisa Anda manfaatkan untuk membuat taman kecil dengan kursi taman di tengahnya. Jangan lupa gunakan beberapa warna agar lingkarannya terlihat semakin nyata.
Jika Anda tertarik dengan paving blok atau ingin membelinya tetapi bingung dan ragu dimana tempatnya, kami menjual paving block serta dapat memasangnya ke tempat Anda atau jika Anda. Semoga kebingunganmu terjawab sudah dengan membaca artikel ini.