Penyebab beton retak pada bangunan mungkin menjadi sebuah permasalahan yang sangat serius di hadapai oleh pemilik rumah. Dengan terjadinya retak pada beton, pemilik bangunan seperti tuan rumah akan merasa khawatir tinggal di dalam rumah, selain itu retak pada beton mempengaruhi keindahan struktur bangunan gedung. Jika anda bingung mengapa beton bisa retak pada bangunan yang sedang anda tempati, saya akan membahas mengenai 5 penyebab beton retak pada struktur bangunan.
5 Penyebab beton retak pada struktur bangunan
[sc name=”Iklan display terbaik”]
1. Penyebab beton retak karena campuran agregat
Pada saat pelaksanaan pembangunan konstruksi, campuran agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton bangunan anda. Sesuai dengan standar SNI, komposisi agregat sudah di atur dalam SNI 7394 : 2008. Pada proyek-proyek sederhana seperti pembangunan rumah tinggal, pencampuran agregat beton biasanya memakai takaran 1 : 2 : 3 atau 1 : 3 : 5 dimana rata-rata kualitas beton yang di dapat bisa mencapati K200 hingga K250. Pengaruh besar terhadap retakan beton ini adalah lekatan antar agregat.
Jika lekatan agregat tidak kuat antara satu dan lainnya, hal ini akan menyebabkan jalur crak yang menyebabkan beton mulai retak. Untuk memahami peran agregat dalam beton, terdapat beberapa fungsi agregat yaitu :
- Semen pada beton difungsikan sebagai perekat untuk material pasir dan kerikil
- Pasir digunakan untuk dapat mengisi ruang kosong diantara kerikil atau disebut juga pori di dalam beton
- Kerikil menjadi agregat yang menyebabkan beton memiliki daya tekan yang kuat.
- Air sebagai pemicu kimiawi perekat pada semen karena semen tidak bisa merekatkan pasir dan kerikil tanpa air
Belajar dari beberapa fungsi agregat di atas, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan dimana hal ini sebagai penyebab beton retak pada bangunan, yaitu :
[sc name=”iklan umum link”]
- Terlalu banyak semen akan menyebabkan beton mudah pecah / getas
- Terlalu banyak pasir bisa membuat penyatuan agregat kurang baik karena menyebabkan nilai gesek pada beton semakin besar
- Terlalu banyak kerikil hanya akan menyebabkan beton memiliki banyak ruang kosong / pori dan menyebabkan beton sulit menyatu dengan tulangan yang di dalamnya
- Terlalu banyak air akan membuat beton sangat encer dan menurunkan kualitas daya rekat semen pada beton
2. Penyebab beton retak karena proses pelaksanaannya
Jika anda sudah menyakini bahwa pencampuran agregat sudah sesuai dengan standar SNI atau sudah sesuai dengan takaran pada umumnya, tetapi masih saja mengalami keretakan, bisa jadi ada yang salah dengan proses pelaksananaannya. Di dalam dunia konstruksi ada 2 hal yang tidak disarankan pada saat pengerjaan beton, yaitu :
- Proses pekerjaan beton dalam keadaan hujan
- Proses pekerjaan beton yang terputus
Secara teknis, proses pekerjaan beton dalam keadaan hujan akan meningkatkan kadar air pada beton, sehingga ini akan menurunkan kualitas daya rekat pada semen, dimana ini dapat menyebabkan kerikil akan turun kebawah permukaan beton dan menyebabkan penyebaran agregat tidak maksimal di dalam beton.
Proses pekerjaan beton juga tidak boleh dalam keadaan terputus. Anda disarankan mengecor beton sampai selesai, karena pada dasarnya beton lama akan sulit menyatu dengan beton baru dan pertemuan antara beton lama dan beton baru inilah yang menjadi sumber retak pada beton.
[sc name=”Iklan teknik sesuai konten”]
3. Penyebab beton retak karena beban bangunan
Berbicara mengenai beban bangunan, pasti akan menyinggung mengenai analisa struktur khususnya struktur beton. Perhitungan yang dilakukan oleh ahli struktur pada 1 bangunan gedung biasanya menggunakan perhitungan yang sangat kompleks dan sangat sulit dipahami oleh orang awam menyangkut ilmu teknik sipil. Tetapi, saya akan memberikan penjelasan sederhana yang dapat anda pahami dengan mudah.
Secara teknis, di dalam peraturan SNI 7394 : 2008 anda akan mendengar, istilah campuran beton K175, K200, K225, K250 dan lain sebagainya. Ketahuilah, beton di uji dengan benda uji melalui Uji kubus yang dinyatakan dengan nilai K, sedangkan pengujian dengan benda Uji silinder menggunakan nilai MPa. Misalnya, nilai K175 merupakan beton yang memiliki kuat tekan karakteristik 175 kg/cm2 pada dimensi uji benda kubus.
Apabila di dalam analisa struktur beton, seorang ahli struktur telah menentukan kebutuhan beton yang diperlukan untuk menampung daya beban yang dipikul mensyaratkan harus memakai beton dengan kualitas K250, Jika penerapannya hanya menggunakan <K250, bisa jadi ini menjadi salah satu penyebab beton retak
4. Penyebab beton retak karena bentangan
Semua teknisi yang ahli di dalam dunia struktur beton sudah mengetahui bahwa kelemahan beton adalah gaya tarik. dan gaya tarik pada beton (contohnya pada balok) berada di bawah balok. Kebanyakan kasus beton retak, sangat jarang kolom mengalami retak karena kolom pada umumnya menahan gaya tekan yang di salurkan melalui balok. Paling banyak kasus mengalami retak pada beton adalah “balok”. Perencanaan bentangan pada balok harus mengikuti standar yang telah di tetapkan di dalam SNI atau sudah melalui perhitungan struktur yang sangat kompleks.
[sc name=”Iklan display terbaik”]
Perhitungan standar jarak bentangan balok pada rumah tinggal biasanya 3 – 3.5 meter, apabila sudah lebih dari ini, maka di khawatirkan hal tersebut akan menjadi penyebab retak pada balok beton. semakin besar bentangan pada sebuah balok, maka semakin besar pula gaya tarik yang akan dipikul oleh balok beton. retakan pada balok beton biasanya ditandai dengan balok mulai melendut ke bawah, parahnya lagi lendutan ini akan menjadi beban pada dinding yang menjadi penyebab dinding bangunan retak.
5. Penyebab beton retak karena pergeseran tanah
Di dalam pelajaran mekanika tanah, saya mengingat dosen saya menerangkan bahwa, setiap tahunnya tanah itu pasti mengalami pergeseran, entah pergeserannya mengarah ke bawah (penurunan) ataupun ke luar bangunan. Pergeseran tanah ini adalah proses alami yang sering terjadi walau hanya dalam kisaran 0.1 cm hingga sekian cm yang besaran pergesarannya tergantung dari kondisi tanah dan pada masa bangunan.
Akibat pergeseran tanah ini terkadang membuat struktur pada beton mulai kehilangan kestabilannya dan hal ini dapat memicu keretakan yang muncul ketika pergerakan sedang berlangsung. Walaupun demikian, hal seperti ini sangat sulit terjadi pada bangunan yang sudah di desain untuk tahan gempa karena desain tulangan di dalam beton akan memperkuat nilai stabilitas dari beton.
[sc name=”Subscribe website ini”]